3. Risiko cedera
Anak-obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera, terutama cedera pada sendi dan tulang.
Berat badan berlebih dapat memberikan beban ekstra pada sendi dan tulang, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya radang sendi dan patah tulang.
4. Risiko pubertas dini
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan pubertas dini pada anak-anak.
Pubertas dini dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Risiko gangguan mental
Anak-anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan dan depresi.
Baca Juga: Terbukti Ramah Lingkungan, 43 Persen Gen Z Gunakan Wadah Sendiri Saat Kurban
Faktor psikososial, seperti stigmatisasi dan diskriminasi, dapat memengaruhi kesejahteraan mental mereka.
6. Risiko diskriminasi sosial
Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki risiko yang tinggi mengalami perlakuan diskriminatif dalam masyarakat, seperti menjadi korban perundungan (bullying), menjadi korbannya penindasan (viktimisasi), dan dikeluarkan dari lingkungan sosial.
Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kualitas hidup mereka.
Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi obesitas pada anak-anak. Langkah-langkah pencegahan yang tepat meliputi memberikan makanan sehat dan bergizi, membatasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak, serta mendorong anak untuk bergerak dan beraktivitas fisik secara teratur.
Dukungan dan pendidikan yang tepat juga penting dalam membantu anak mengadopsi gaya hidup sehat. ***