• Senin, 22 Desember 2025

Studi Mengungkapkan Bahwa Memakai Peralatan Rumah Tangga dari Plastik Sebabkan Ribuan Orang Meninggal Karena Sakit Jantung

Photo Author
- Rabu, 30 April 2025 | 04:39 WIB
Ilustrasi peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik
Ilustrasi peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik

SURATDOKTER.com - Sebuah penelitian berskala internasional menemukan bahwa bahan kimia sintetis yang dikenal sebagai phthalates, yang kerap ditemukan dalam berbagai produk plastik rumah tangga, dapat berkontribusi terhadap kematian akibat penyakit jantung.

Zat ini secara luas digunakan dalam berbagai barang, mulai dari wadah makanan, sabun, kosmetik, hingga mainan anak-anak. Dampaknya ternyata tak bisa dianggap sepele, terutama pada kelompok usia 55 hingga 64 tahun.

Baca Juga: Studi Terbaru Menemukan Bahaya Kesehatan Untuk Kebiasaan Makan dari Kontainer Plastik: Bisa Sebabkan Sakit Jantung

Phthalates dikenal sebagai zat aditif yang membuat plastik menjadi lebih lentur dan tidak mudah pecah. Zat ini umum ditemukan dalam produk seperti pipa PVC, lantai vinyl, selang taman, dan alat medis berbahan plastik. Selain itu, phthalates juga digunakan dalam kemasan makanan, deterjen, hingga parfum, karena kemampuannya mempertahankan aroma.

Paparan zat ini dapat terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang bersentuhan langsung dengan plastik, atau bahkan saat menghirup udara yang terkontaminasi. Meski sekilas tampak sepele, paparan rutin dan jangka panjang dapat menimbulkan gangguan serius, terutama pada sistem kardiovaskular.

Peneliti dari New York University mengungkapkan bahwa salah satu jenis phthalates, yaitu Di(2-ethylhexyl)phthalate (DEHP), berperan dalam lebih dari 368.000 kasus kematian akibat penyakit jantung pada tahun 2018 secara global, terutama di negara-negara Afrika, Asia Timur, dan Timur Tengah. Angka ini mencerminkan lebih dari 10% dari total kematian akibat penyakit jantung di rentang usia tersebut.

Zat DEHP diyakini mempercepat peradangan sistemik dalam pembuluh darah jantung, yang dapat memperburuk kondisi penyakit yang sudah ada. Selain itu, DEHP juga diketahui mengganggu produksi hormon testosteron.

Rendahnya kadar hormon ini, khususnya pada pria, telah lama dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung di usia dewasa.

Temuan ini sejalan dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang mengaitkan phthalates dengan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kelainan pada organ reproduksi pria, penurunan kualitas sperma, hingga obesitas pada anak dan peningkatan risiko kanker.

Efeknya pada janin pun tidak bisa diabaikan, karena paparan selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak bayi.

Baca Juga: Belanda Mulai Menyingkirkan Penggunaan Rumput Plastik: Benarkah Karena Bisa Sebabkan Kanker?

Di Amerika Serikat, studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan konsentrasi phthalates tinggi dalam urin memiliki risiko kematian dini lebih tinggi, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lain seperti diabetes, pola makan, dan gaya hidup.

Dari sisi ekonomi, dampak kematian akibat paparan phthalates ini diperkirakan menyebabkan kerugian produktivitas mencapai puluhan miliar dolar setiap tahunnya, hanya di satu negara saja. Bayangkan besarnya beban ekonomi jika dihitung secara global.

Namun, risiko ini bukan tanpa solusi. Para ahli menyarankan masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Mengganti wadah plastik dengan bahan kaca, keramik, atau logam tahan karat untuk menyimpan makanan adalah langkah awal yang bijak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: CNN

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X