SURATDOKTER.com - Belanda, negara yang dikenal dengan kepeduliannya terhadap lingkungan, mengambil langkah besar dalam dunia olahraga dan rekreasi.
Pemerintahnya memutuskan untuk mulai menggantikan lapangan rumput sintetis dengan rumput alami.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya keberlanjutan serta untuk mengurangi potensi risiko kesehatan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rumput buatan.
Kekhawatiran terhadap Risiko Kesehatan
Salah satu alasan utama di balik keputusan ini adalah kekhawatiran terhadap kandungan zat berbahaya dalam rumput sintetis.
Baca Juga: 10 Barang Sehari-Hari Ini Bisa Sebabkan Potensi Terjadinya Kanker!
Banyak lapangan menggunakan butiran karet yang berasal dari ban bekas sebagai pengisi.
Butiran ini mengandung berbagai bahan kimia, termasuk zat yang dicurigai bersifat karsinogenik, yang dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kanker seperti leukemia dan limfoma, terutama pada pemain muda dan penjaga gawang yang sering bersentuhan langsung dengan lapangan.
Beberapa penelitian sebelumnya telah mencoba mengevaluasi dampak kesehatan dari paparan zat-zat ini. Sampel dari 100 lapangan rumput sintetis di Belanda diuji untuk mengetahui kandungan berbagai bahan kimia berbahaya.
Selain itu, penelitian juga menganalisis kemungkinan migrasi zat-zat tersebut ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, atau tertelan.
Beberapa zat seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) ditemukan dalam jumlah yang dapat menimbulkan kekhawatiran, meskipun risiko kesehatannya masih diperdebatkan.
Meskipun penelitian belum secara mutlak membuktikan bahwa bermain di lapangan rumput sintetis dapat menyebabkan kanker, banyak pihak tetap mempertanyakan keamanan penggunaannya dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, langkah Belanda untuk mengganti rumput sintetis dengan rumput alami dianggap sebagai tindakan pencegahan yang bijaksana.
Baca Juga: Pemakaian TWS Bluetooth dapat Memicu Kanker, Apakah Benar?
Dampak Lingkungan dari Rumput Sintetis
Selain kekhawatiran terhadap kesehatan, penggunaan rumput sintetis juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Produksi rumput plastik membutuhkan bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi karbon yang cukup besar.
Artikel Terkait
Seorang Dokter di Jerman Tertular Kanker Ganas dari Pasiennya!
Pakar Mengatakan Bahwa Minum Satu Gelas Susu Sehari Bisa Menurunkan Resiko Terkena Kanker Usus
Pakar Mengatakan Berikut Perawatan Terbaik Untuk Menangani Kanker Paru
Pemakaian TWS Bluetooth dapat Memicu Kanker, Apakah Benar?
10 Barang Sehari-Hari Ini Bisa Sebabkan Potensi Terjadinya Kanker!