• Senin, 22 Desember 2025

Terjebak di Dunia Maya: Bagaimana Media Sosial Mengubah Perilaku Seksual Remaja

Photo Author
- Minggu, 30 Maret 2025 | 06:30 WIB
Terjebak dunia maya  (Widhy Lutfiah Marha )
Terjebak dunia maya (Widhy Lutfiah Marha )



SURATDOKTER.com- Di dunia yang serba terhubung, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat bukan lagi sekadar tempat berbagi cerita, tetapi juga menjadi arena di mana standar, nilai, dan perilaku baru dibentuk.

Namun, di balik gemerlapnya tren viral dan filter estetik, ada sisi gelap yang sering kali terabaikan: bagaimana media sosial memengaruhi perilaku seksual generasi muda.

Remaja adalah generasi yang tumbuh bersama layar. Mereka membentuk identitas, mencari validasi, dan belajar tentang dunia melalui apa yang mereka lihat di media sosial.

Tetapi, seberapa siap mereka menghadapi arus informasi yang tak terbatas ini? Dan lebih penting lagi, apakah kita sebagai orang dewasa siap melindungi mereka dari bahaya yang mengintai?

Generasi yang Terperangkap di Dunia Maya

Bayangkan seorang remaja yang bangun tidur dengan satu hal pertama yang ia lakukan: membuka media sosial. Dalam hitungan menit, ia melihat unggahan teman-temannya, influencer dengan tubuh sempurna, hingga tantangan viral yang sering kali memuat unsur sensual.

Ketika ini menjadi rutinitas harian, apa yang terjadi pada cara pandang mereka tentang diri sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain?

Baca Juga: Ini yang Mungkin Akan Terjadi Pada Anda Jika Melakukan Puasa Media Sosial

“Media sosial seperti cermin,” kata seorang pakar psikologi, “tapi cermin ini sering kali memantulkan bayangan yang terdistorsi.”

Remaja cenderung menjadikan media sosial sebagai acuan hidup, termasuk dalam hal bagaimana mereka memandang seksualitas. Di usia di mana mereka masih mencoba memahami dunia, konten di media sosial dapat menjadi panduan yang salah arah.

Dampak Media Sosial terhadap Perilaku Seksual Remaja

Standar Kecantikan yang Tidak Realistis
Setiap hari, media sosial dipenuhi gambar tubuh sempurna dengan kulit mulus, tubuh ideal, dan gaya hidup yang terlihat sempurna. Standar ini sering kali membuat remaja merasa tidak cukup baik.

Akibatnya, banyak dari mereka berusaha mengubah diri demi memenuhi ekspektasi yang sebenarnya tidak realistis. Hal ini tidak hanya memengaruhi citra tubuh mereka, tetapi juga cara mereka memandang seksualitas sebagai alat untuk mendapatkan validasi.

Normalisasi Perilaku Seksual Berisiko
Banyak tren di media sosial yang secara tidak langsung mendorong perilaku seksual yang berisiko. Misalnya, video tarian sensual atau tantangan yang memuat unsur seksual sering kali dianggap “keren” dan “viral.” Remaja yang terpapar konten semacam ini mungkin merasa bahwa perilaku tersebut adalah sesuatu yang normal dan wajar untuk diikuti.

Tekanan untuk Berpartisipasi dalam Sexting

Di balik layar, ada fenomena yang semakin mengkhawatirkan: sexting. Remaja merasa ditekan untuk berbagi foto atau pesan intim demi mendapatkan perhatian atau membuktikan cinta. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa sekali konten ini tersebar, dampaknya bisa menghancurkan kehidupan mereka.

Eksposur ke Pornografi
Media sosial sering kali menjadi gerbang menuju konten pornografi, baik secara langsung maupun melalui algoritma yang tidak memfilter konten dengan baik. Eksposur ini dapat merusak cara pandang remaja tentang hubungan yang sehat dan membuat mereka memiliki harapan yang tidak realistis tentang seksualitas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X