SURATDOKTER.com - Vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau.
Namun, sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa penggunaan vape, bahkan tanpa kandungan nikotin, dapat memberikan dampak buruk langsung pada kesehatan pembuluh darah.
Penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America di Chicago dan memberikan wawasan penting mengenai efek jangka pendek dari penggunaan rokok elektrik.
Dampak Vape terhadap Pembuluh Darah
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap kali seseorang menggunakan vape, terjadi penurunan signifikan dalam kecepatan aliran darah di arteri femoralis, yaitu pembuluh darah utama yang mengalirkan darah beroksigen ke tubuh bagian bawah.
Baca Juga: Rokok Tembakau dan Vape, Mana yang Lebih Bahaya?
Selain itu, pengguna vape mengalami penurunan saturasi oksigen dalam darah, yang berarti paru-paru mereka mungkin tidak menyerap oksigen secara optimal.
Dampak ini terlihat pada pengguna vape dengan dan tanpa nikotin, meskipun pengguna vape dengan nikotin menunjukkan efek yang lebih parah.
Kecepatan aliran darah dan saturasi oksigen merupakan indikator penting dalam fungsi pembuluh darah.
Jika pembuluh darah tidak dapat berfungsi dengan baik, risiko masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, pembekuan darah, hingga stroke menjadi lebih tinggi.
Bahan Kimia Berbahaya dalam Vape
Meskipun uap rokok elektrik sering dianggap hanya mengandung air, kenyataannya berbeda. Tergantung pada perangkat yang digunakan, uap tersebut bisa mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti timbal, nikel, formaldehida, propilen glikol, dan gliserin.
Bahkan tanpa nikotin, bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan memicu peradangan yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Menurut peneliti utama, Dr. Marianne Nabbout, efek signifikan pada pembuluh darah tetap terlihat meskipun subjek menggunakan rokok elektrik tanpa nikotin.
Hal ini menunjukkan bahwa risiko kesehatan tidak hanya berasal dari nikotin, tetapi juga dari bahan-bahan lain dalam cairan vape.
Metode Penelitian dan Hasilnya
Penelitian ini melibatkan 31 peserta berusia 21 hingga 49 tahun yang terdiri atas perokok, pengguna vape dengan nikotin, pengguna vape tanpa nikotin, dan 10 orang yang tidak merokok atau menggunakan vape.
Artikel Terkait
Rokok Tembakau dan Vape, Mana yang Lebih Bahaya?
Pro Kontra Vape Mencuat di Media Sosial, Kenali Lebih Jauh Trend Vaping dan Risikonya untuk Tubuh!
Benarkah Vape Lebih Aman daripada Rokok?
Bahaya dari Merokok dan Vape yang Harus Diwaspadai, Salah Satunya dapat Menyebabkan Serangan Jantung
Bahaya Vape bagi Kesehatan Tubuh, Membuat Ketergantungan hingga Berisiko Kanker