Selain itu, faktor lingkungan seperti polusi udara, keracunan logam berat, serta paparan dioksin dari asap kendaraan dan pabrik juga diduga meningkatkan risiko terjadinya endometriosis.
Gejala yang dialami oleh penderita endometriosis bervariasi. Beberapa wanita bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengidap kondisi ini hingga menjalani pemeriksaan medis terkait masalah kesuburan. Gejala utama yang paling sering dialami adalah nyeri hebat di area panggul, terutama saat menstruasi.
Selain nyeri saat haid, penderita endometriosis juga sering mengalami nyeri saat berhubungan seksual, buang air kecil atau besar, serta nyeri panggul kronis.
Dalam beberapa kasus, endometriosis juga menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, sembelit, atau perut kembung.
Beberapa wanita juga melaporkan kelelahan yang berkepanjangan serta mengalami perdarahan yang tidak normal di antara periode menstruasi.
Tidak hanya itu, endometriosis juga merupakan salah satu penyebab utama kesulitan hamil pada wanita.
Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim dapat mengganggu proses ovulasi dan implantasi, sehingga menghambat terjadinya kehamilan.
Baca Juga: Berikut Daftar Makanan yang Sehat untuk Wanita yang Mengalami Endometriosis
Pengobatan Endometriosis
Saat ini, belum ada pengobatan yang pasti untuk mencegah endometriosis. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko berkembangnya kondisi ini, terutama bagi wanita yang memiliki faktor risiko genetik atau lingkungan.
Pengobatan endometriosis biasanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium yang tidak normal.
Salah satu metode yang sering digunakan adalah terapi hormonal untuk menekan produksi hormon estrogen, karena hormon ini dianggap memicu pertumbuhan endometrium. Terapi hormonal ini bisa dilakukan dengan menggunakan pil kontrasepsi, suntikan hormon, atau alat kontrasepsi intrauterin (IUD).
Selain terapi hormonal, dokter juga mungkin merekomendasikan prosedur bedah untuk mengangkat kista atau jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Operasi ini biasanya dilakukan pada wanita yang mengalami nyeri hebat atau yang kesulitan hamil akibat endometriosis.
Menariknya, kehamilan dan menopause secara alami dapat membantu menghentikan pertumbuhan endometriosis.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Kenali Lebih dalam Gejala Kanker Ovarium yang Sering Diabaikan
Selama kehamilan, kombinasi hormon estrogen dan progesteron dapat menekan pertumbuhan jaringan endometrium.
Artikel Terkait
Hanya 0,3 Persen Dialami Wanita, Dua Anak Kembar di Amerika Lahir pada Hari yang Berbeda Karena Rahim Ganda
Ramai Soal Sewa Rahim Bisa Didenda 500 Juta, Apa Dampaknya Bagi Surrogate Mother?
Sejumlah Manfaat DBF Pasca Operasi SC untuk Ibu, Salah Satunya Bantu Kecilkan Ukuran Rahim
Syukuran 7 Bulan Menunjukkan Syahrini Hamil Anak Kembar Reino Barack, Berikut Fakta Dua Janin dalam Satu Rahim
Kaget Setelah Cek Medis, Wanita Ini Dinyatakan Tidak Punya Rahim dan Memiliki Kromosom Pria, Kok Bisa?