2. Komplikasi Prosedur Pengambilan Telur
Meskipun hal ini jarang terjadi, namun penggunaan jarum aspirasi atau aspirating needle yang bertujuan untuk mengambil sel telur dapat beresiko terjadinya komplikasi. Contohnya seperti, infeksi, pendarahan, ataupun kerusakan usus, kandung kemih bahkan pembuluh darah.
3. Risiko Emosional
Metode egg freezing dapat memberikan harapan untuk kehamilan di masa mendatang . Namun, tidak ada jaminan akan keberhasilan yang akan terjadi pada metode ini, karena egg freezing hanya bertujuan untuk meningkatkan peluang kehamilan saja.
4. Risiko Keguguran
Apabila menggunakan sel telur yang sudah dibekukkan untuk memiliki anak, maka akan memiliki risiko keguguran. Wanita yang lebih tua akan memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi, karena memiliki sel telur yang lebih tua dan sudah tidak berada pada masa subur.
Hingga saat ini belum adanya penelitian yang menunjukkan bahwa adanya risiko cacat lahir pada bayi yang lahir dengan metode pembekuan sel telur.
Baca Juga: Asam Folat Lebih Bagus Dikonsumsi Sebelum Hamil? Cek Faktanya Berikut Ini!
Fakta Pembekuan Sel Telur
1. Usia Terbaik untuk Pembekuan Sel Telur
Pembekuan sel telur dapat dilakukan untuk melindungi potensi kesuburan yang menurun seiring bertambahnya usia terutama jika berusia 30-40 tahun. Wanita yang melakukan metode ini biasanya ingin memiliki bayi di kemudian hari. Namun, dikarenakan beberapa hal maka mereka perlu menunda untuk hamil.
Selain itu, alasan seseorang menunda kehamilan bisa juga karena kesehatan seperti harus menjalani pengobatan kanker, endometriosis ataupun fibroid. Karena pengobatan tersebut berpotensi mengancam kesuburan di kemudian hari, maka solusinya dapat melakukan pembekuan sel telur.
2. Proses Pembekuan Sel Telur
Prosesnya sama seperti dengan fertilisasi in vitro, yang membedakan yaitu setelah pengambilan sel telurnya. Berikut proses pembekuan sel telur antara lain:
- Menyuntikkan sendiri atau bisa mendapatkan bantuan pasangan untuk memasukkan 2-3 obat hormone setiap hari selama 10-12 hari. Proses ini dapat mendorong sekelompok sel telur untuk berkembang secara bersamaan.
- Dapat melakukan USG panggung selama 4-6 kali dan melakukan pemeriksaan darah yang rutin untuk mengetahui perkembangan sel telur pada periode tersebut.
- Setelah sel telur tersebut telah matang, maka selanjutnya akan dilakukan prosedur pembedahan yang dipandu ultrasound untuk mengambilnya kembali. Prosedur tersebut dilakukan secara rawat jalan selama 20-30 menit di bawah anestesi.
- Langkah terakhir yaitu dokter ahli embriologi akan memverifikasi bahwa telur tersebut sudah matang dan sudah bisa untuk dibuahi.
Artikel Terkait
Olahraga yang Aman untuk Ibu Hamil, Bisa Dilakukan di Rumah
Bahaya Pneumonia pada Ibu Hamil, Ini Dampaknya Terhadap Janin
Suplemen untuk Ibu Hamil yang Dianjurkan, Apakah Minum Susu Juga Penting? Ini Faktanya!
Bolehkah Ibu Hamil Minum Jamu Tradisional? Ini Kata Ahli!
Bahaya Bagi Janin, Ini Makanan Yang Harus Ibu Hamil Hindari Selama Masa Kehamilan