Fenomena pembatasan akses game online di beberapa negara menjadi bukti bahwa isu keselamatan digital anak adalah perhatian dunia.
Qatar, misalnya, menambah daftar panjang negara yang memutuskan memblokir platform game Roblox.
Langkah ini menuai pro dan kontra, tetapi memberikan pesan penting bahwa keselamatan anak di ruang digital harus diprioritaskan.
Negara lain, termasuk Indonesia, bisa belajar dengan memperkuat literasi digital serta membangun kesadaran orang tua akan risiko penggunaan gawai tanpa pengawasan.
Anak usia sekolah dasar masih berada pada fase meniru, sehingga penggunaan gawai tanpa bimbingan bisa membawa dampak negatif. Literasi digital harus diajarkan sejak dini, dengan orang tua sebagai pendamping utama.
Gawai seharusnya tidak hanya dilihat sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi. Dengan pendampingan yang tepat, anak bisa tumbuh sebagai generasi digital yang cerdas, sehat, dan aman dalam menggunakan teknologi.***