psikologi

Fenomena Rojali & Rohana: Antara Mall Sepi, Gaya Hidup Digital, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Senin, 18 Agustus 2025 | 11:49 WIB
Merebaknya fenomena rojali dan rohana

SURATDOKTER.com - Belakangan ini istilah Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) sedang jadi bahan pembicaraan di dunia bisnis dan media sosial.

Kedua istilah ini menggambarkan kelompok orang yang datang ke pusat perbelanjaan, namun lebih banyak melihat-lihat atau bertanya tanpa membeli.

Fenomena ini memicu dugaan bahwa pusat perbelanjaan di Indonesia semakin sepi karena perilaku tersebut.

Namun, jika ditelusuri lebih dalam, sepinya mall bukan semata akibat Rojali dan Rohana. Perubahan pola belanja masyarakat akibat kemajuan teknologi ternyata jauh lebih berpengaruh. Era digital membuat belanja online menjadi pilihan utama, sehingga kunjungan ke mall berkurang.

Baca Juga: Menurut Riset Belanja Bantu Melawan Sedih Berkepanjangan! Inikah Alasan Cewe Suka Belanja?

Pergeseran Perilaku Belanja: Dampak Digitalisasi Ekonomi

Kemajuan e-commerce telah menciptakan perubahan besar pada cara orang memenuhi kebutuhannya. Jika dulu masyarakat rela datang ke mall untuk berbelanja atau sekadar berjalan-jalan, kini banyak yang memilih memesan barang lewat smartphone. Transaksi digital lebih praktis, hemat waktu, dan kadang lebih murah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif. Pada kuartal II-2025, kontribusinya terhadap PDB mencapai 54,25 persen, dengan pertumbuhan 4,97 persen secara tahunan. Angka ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, hanya saja sebagian besar aktivitas belanja berpindah ke ranah digital.

Analisis Sosiologis: Gaya Hidup dan Interaksi Sosial yang Berubah

Dari perspektif sosiologi, fenomena ini bukan sekadar masalah bisnis, tetapi cerminan perubahan gaya hidup masyarakat modern. Mall yang dulu menjadi pusat interaksi sosial kini mulai tergeser oleh ruang virtual. Orang bisa bersosialisasi, berdiskusi, bahkan bertransaksi tanpa harus bertatap muka.

Perubahan ini memengaruhi pola interaksi manusia. Aktivitas fisik berkurang, pertemuan sosial menjadi jarang, dan hubungan emosional yang biasanya terbentuk lewat tatap muka perlahan menurun.

Mall yang dulunya menjadi simbol gaya hidup urban kini lebih sering digunakan untuk kegiatan rekreasi khusus, seperti menonton film atau menghadiri acara tertentu.

Baca Juga: Kamu Kecanduan Belanja? Bisa jadi Terkena Compulsive Buying Disorder, Kenali Tanda-tanda dan Cara Mengatasinya 

Analisis Psikologis: Kebutuhan Emosional dan Perilaku Konsumen

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB