psikologi

Studi : Anak yang Kerap Dimarahi dan Dipukul Orang Tua Berisiko Alami Penyusutan Volume Otak serta Gangguan Cemas dan Depresi

Sabtu, 24 Mei 2025 | 18:14 WIB
Ilustrasi ibu depresi pasca melahirkan, berikut cara tepat mencegahnya (freepik.com)

SuratDokter.com - Cara orang tua memperlakukan anak memiliki dampak jangka panjang, tak hanya pada perilaku tapi juga perkembangan otak.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering dimarahi, diteriaki, atau bahkan dipukul cenderung memiliki perubahan struktur otak yang signifikan.

Hasil Penelitian Terkait

Studi neuropsikologis menunjukkan bahwa kekerasan verbal dan fisik bisa menyebabkan volume otak anak menyusut, khususnya di bagian yang mengatur emosi dan stres.

Ini bukan sekadar dugaan, melainkan telah terbukti dalam pemindaian otak (MRI) pada anak-anak yang mengalami kekerasan dalam rumah.

Bagian Otak yang Terpengaruh

Salah satu area yang terdampak adalah amigdala dan korteks prefrontal.

Kedua bagian ini berperan penting dalam mengelola emosi, membuat keputusan, dan merespons stres.

Ketika volumenya menyusut, anak lebih rentan terhadap gangguan emosional.

Risiko Cemas dan Depresi

Anak yang mengalami tekanan psikologis dari orang tuanya cenderung tumbuh dengan perasaan takut, tidak aman, dan stres kronis.

Dalam jangka panjang, ini meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan, depresi, bahkan trauma psikologis.

Tanda-Tanda Anak Terpengaruh

Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain anak menjadi pendiam, mudah marah, sulit tidur, hingga mengalami gangguan belajar.

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB