Selain itu, fenomena distorsi waktu sering terjadi saat seseorang asyik menggulir layar ponsel. Pengguna dapat kehilangan jejak waktu dan tidak menyadari bahwa mereka telah menghabiskan berjam-jam menonton video pendek.
Kondisi ini disebabkan oleh algoritma yang terus menawarkan konten baru yang menarik, sehingga menyerap seluruh perhatian pengguna.
Kecanduan ponsel belum diakui sebagai gangguan klinis resmi dalam dunia psikiatri. Namun, gejala seperti dorongan yang tidak terkendali atau dampak negatif pada kehidupan sehari-hari dapat menjadi indikator adanya masalah.
Jika seseorang merasa sulit untuk berhenti menggunakan ponsel meskipun telah mencoba, disarankan untuk mencari bantuan profesional.
Untuk mengatasi dampak negatif ini, penting bagi pengguna untuk membatasi waktu penggunaan media sosial dan terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan fokus, seperti meditasi.
Baca Juga: Menggaruk Saat Gatal Memang Terasa Enak, Tapi Ternyata Berbahaya
Meditasi mindfulness, misalnya, dapat meningkatkan ketebalan area hippocampus di otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran dan memori, serta mengurangi ukuran amigdala yang terkait dengan stres dan kecemasan.
Selain itu, pengguna disarankan untuk menetapkan batas waktu harian untuk penggunaan aplikasi seperti TikTok, serta mengambil istirahat secara teratur untuk mengurangi risiko kecanduan dan dampak negatif lainnya.
Mengganti waktu yang dihabiskan di media sosial dengan aktivitas fisik atau hobi lain juga dapat membantu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik.
Penting bagi masyarakat untuk menyadari dampak potensial dari penggunaan berlebihan platform media sosial dan mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dengan demikian, kita dapat menikmati manfaat teknologi tanpa mengorbankan kesehatan mental dan kemampuan kognitif kita. [Dewa Bagus Dwi Cancerli Ananta]***