Namun, di sisi lain, mereka juga memiliki keterampilan sosial yang dapat membuat mereka sukses dalam kepemimpinan dan bisnis, terutama jika mereka mampu menyeimbangkan antara ambisi dan empati terhadap orang lain.
Untuk menghadapi individu dengan sifat narsistik, Durvasula menyarankan strategi yang dikenal sebagai disengagement, yaitu menarik diri secara sengaja dari interaksi yang tidak sehat.
Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai bentuk pengucilan oleh seorang narsisis, strategi ini sering kali diperlukan untuk menjaga kesehatan mental orang-orang di sekitar mereka.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana sifat narsistik dan perasaan dikucilkan saling berkaitan.
Pengucilan tidak hanya berdampak pada individu narsistik dalam jangka pendek, tetapi juga dapat membentuk kepribadian mereka di masa depan, yang pada akhirnya memperkuat siklus pengucilan yang mereka alami.
Oleh karena itu, memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sosial dapat membantu dalam menemukan cara terbaik untuk menghadapi dan menanggapi perilaku mereka dengan lebih bijaksana.***