SURATDOKTER.com - Secara singkat, depresi digambarkan sebagai gangguan suasana hati yang meliputi kesedihan mendalam, hilangnya motivasi hidup, kesulitan berkonsentrasi dan mudah merasa lelah.
Sayangnya, banyak label negatif dan mitos terkait gangguan mental ini yang beredar di masyarakat. Salah satunya yang menyatakan bahwa wanita lebih mudah mengalami depresi, benarkah?
Baca Juga: Kandungan Gizi Salak: Buah Bersisik yang Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan!
Mitos dan Fakta Seputar Depresi
Berikut adalah mitos dan fakta tentang depresi yang harus diketahui untuk membantu mereka yang membutuhkan.
1. Mitos: Depresi bukan masalah yang serius
Faktanya, depresi bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Data dari WHO menunjukkan bahwa gangguan mental ini mempengaruhi hampir 5% penduduk usia dewasa di dunia.
Gangguan mental ini dapat memicu masalah-masalah lainnya, seperti penyalahgunaan obat-obatan, perubahan relasi dengan orang lain, bahkan upaya untuk melakukan bunuh diri.
Meskipun tidak semua penderita memiliki niat untuk mengakhiri hidup, namun bunuh diri merupakan salah satu faktor kematian terbesar bagi penduduk di usia produktif setiap tahunnya.
2. Mitos: Gejala depresi adalah sesuatu yang dibuat-buat
Faktanya, selain merasa hampa dan sedih, orang yang menderita depresi juga mengalami berbagai keluhan fisik dan perubahan perilaku yang bisa dilihat orang lain.
Gejala fisik yang sering menyertai gangguan ini yaitu sakit kepala, nyeri pada beberapa bagian tubuh, ketegangan otot, dan kelelahan.
Perubahan perilaku pada orang yang mengalami masalah ini berupa kegelisahan, sulit tidur, perubahan nafsu makan dan berat badan yang drastis, serta penurunan gairah seks.
Baca Juga: Kenali Tanda Jika Kamu Terkena Penyakit Scabies dan Cara Menanganinya
3. Mitos: Wanita lebih mudah mengalami depresi
Faktanya, meskipun sebagian besar penderita gangguan ini didominasi oleh wanita, pria juga memiliki kemungkinan yang sama.
Bahkan, jumlah pria yang melakukan bunuh diri akibat mengalami depresi lebih banyak 4 kali lipat dibandingkan wanita.
Hal ini disebabkan oleh adanya stigma di masyarakat yang menganggap pria harus selalu kuat dan tidak boleh membicarakan masalah yang mereka alami, sehingga pria lebih banyak memendam emosinya.
4. Mitos: Hanya orang dewasa yang mengalami depresi
Faktanya, depresi tidak memandang usia, bahkan pada beberapa kasus kerap dijumpai anak kecil yang mengalami gangguan psikologis serupa.
Salah satu gejala dari gangguan mental ini yang mudah dikenali pada anak-anak adalah kesulitan untuk berkonsentrasi atau berteman di sekolah.
5. Mitos: Gejala orang yang mengalami depresi semuanya sama
Faktanya, respon tubuh yang berbeda bisa membuat dua orang yang mengalami gangguan serupa menunjukkan gejala yang berbeda.
Ada yang mengalami depresi namun masih bisa beraktivitas seperti biasa, namun ada juga mereka yang bahkan tidak bisa bangkit dari tempat tidur karena masalah tersebut.
Perlu diingat bahwa ini bukan berarti bahwa orang tersebut lebih kuat atau lemah. Melainkan sebagai gambaran bahwa ada berbagai faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk mengatasi stressor yang dialami.
Baca Juga: Kenali Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya dapat Mengurangi Kepercayaan Diri
6. Mitos: Obat antidepresan bisa menimbulkan ketergantungan
Faktanya, orang yang menderita gangguan mental ini memang harus rutin mengonsumsi obat untuk meminimalisir efek dari gangguan tersebut. Namun obat antidepresan tidak menimbulkan ketergantungan.
Sebagian dokter meresepkan obat antidepresan untuk dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu.
Mereka juga akan mengurangi dosisnya apabila keluhan yang dialami sudah bisa ditangani dengan lebih baik.