SURATDOKTER.com - Sebagian besar orang saat ini melakukan sesuatu berdasar atas paksaan keras pada diri sendiri dan belum bisa untuk belajar self love.
Keluar dari zona nyaman terkadang memang harus, hanya saja sebenarnya bila hal itu ‘melawan’ keinginan pikiran dan otak maka sebaiknya jangan.
Memaksakan diri sangat memberi dampak buruk bagi kesehatan mental, oleh karenanya perlu belajar self love sebagai penanganan. Agar lebih memahami, yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Self Love
Kamu pasti pernah mendengar istilah self love, digunakan untuk menunjukkan tindakan dan pemahaman atas diri agar lebih menghargai dan tidak menekan mental sendiri.
Self love atau mencintai diri sering dikaitkan dengan:
- Proses pemulihan hati dan pikiran agar terhindar dari stres
- Tidak menghakimi atau menekan diri sendiri
- Memandang hidup lebih optimis secara keseluruhan
- Mengurangi cemas dan depresi berlebihan
Singkatnya, self love merupakan cara pandang bagaimana memperlakukan diri sendiri.
Belajar self love sangat penting agar lebih bahagia dan sehat dalam berbagai aspek kehidupan.
Self love sangat mempengaruhi pasangan hidup yang akan dipilih, cara menyelesaikan pekerjaan, citra dalam dunia kerja, cara berinteraksi dengan orang, dan cara seseorang mengatasi masalah.
Bila tidak ada self love, maka dapat dipastikan mereka akan mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya.
Dampak Memaksakan Diri
Pada dasarnya, otak menghabiskan 20% energi. Coba bayangkan, bagaimana sulitnya melawan dan terus memaksa diri atas apa yang tidak diinginkan otak atau pikiran.
Mungkin berbagai hal akan selesai dengan cara ini, namun akhirnya seseorang akan terlalu lelah untuk hal lain.
Hingga hasil dari memaksakan diri hanyalah kehabisan tenaga. Memang benar, setiap dari kita pasti menginginkan yang terbaik.
Namun, ada kalanya juga kita harus bersikap realistis dan lebih terbuka atas kenyataan. Bila tidak memungkinkan atau bisa dibilang diluar kemampuan, sebaiknya jangan paksa diri untuk bisa.