SURATDOKTER.com - Hasil resmi pemilu 2024 yang sah baru akan diumumkan oleh KPU selambat-lambatnya 20 Maret 2024.
Namun berdasarkan hasil quick count saat ini, salah satu capres dan cawapres sudah unggul. Ternyata hal tersebut bisa membuat pendukung fanatik capres dan cawapres lain rentan mengalami stres.
Waspada Stres Pada Pendukung Fanatik
Pemilu selalu membawa kemeriahan tersendiri bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang sudah memiliki hak untuk memilih.
Tidak jarang, mereka ikut menyuarakan pilihan mereka secara terbuka, terutama di sosial media.
Sayangnya, hal tersebut terkadang menimbulkan perdebatan tertentu karena adanya perbedaan pendapat.
Biasanya, perdebatan tersebut disebabkan karena adanya pendukung fanatik yang tidak terima.
Perdebatan menjadi makin panas dan mulai dihiasi dengan kata saling merendahkan satu sama lain di masa quick count ini. Konflik baru pun terjadi.
Hal tersebut selurus dengan sumber yang menyatakan bahwa, stres pada masa pemilu tidak hanya menyerang pada orang yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dan penyelenggara serta panitia pemilu, tapi pendukung fanatik salah satu capres dan cawapres pun juga.
Salah satu penyebab stres adalah karena adanya kekalahan serta berita simpang-siur yang masih belum jelas kepastiannya.
Baca Juga: Serba Serbi Pemilu: Cara Penanganan Depresi pada Caleg yang Kalah Pemilu 2024
Selain itu, stres pada pendukung fanatik juga disebabkan adanya konflik dengan pendukung lain di sosial media, bahkan dengan keluarga atau teman terkait dengan hasil pemilu.
Lebih lanjut lagi, gejala stres pada pendukung fanatik bisa dilihat dari beberapa hal berikut:
- Merasa gelisah atau tidak bisa tenang dalam menunggu hasil pemilu
- Mudah tersulut emosi ketika capres dan cawapres yang didukungnya disinggung
- Merasa cemas dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi
- Mual dan pusing
- Mengalami gangguan tidur (sulit atau banyak tidur)
- Melihat segala hal dari sudut pandangan negatif
- Mengambil keputusan yang buruk
Tips Menghindari Stres Bagi Pendukung Fanatik
Stres yang dibiarkan lama berlarut bisa mengganggu kehidupan sehari-hari bahkan berujung pada stres.
Masalah lain pun bisa timbul karena stres yang dialami oleh pendukung fanatik ini, misalnya kemungkinan terjadinya kekerasan.