SURATDOKTER.com - Akhir tahun 2023 mencatat ramainya kasus perselingkuhan antara pilot dan pramugari, sedangkan di awal tahun 2024 mencuat kasus perselingkuhan antara sesama dokter yang masih Koas.
Perselingkuhan merupakan bentuk pengkhianatan dalam hubungan percintaan, yang dapat merusak kepercayaan. Maraknya kasus perselingkuhan yang terjadi belakangan ini juga menimbulkan trauma bagi korban.
Artikel ini akan membahas cara tepat mengatasi trauma yang dialami korban perselingkuhan. Pemahaman mendalam dan dukungan yang tepat dapat menjadi kunci dalam membantu korban mengatasi luka emosional mereka.
Kondisi Psikologis Setelah diselingkuhi Pasangan
Perselingkuhan mungkin merupakan hal yang ditakuti oleh hampir semua orang. Tidak ada yang ingin mengalami pengkhianatan dari orang yang dicintai dan dipercayai, terutama setelah memberikan kepercayaan sepenuhnya.
Perselingkuhan berdampak pada harga diri korban, sehingga muncul pertanyaan yang berkaitan dengan nilai diri korban.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, seperti apakah pasangan tidak mencintai sejak awal atau apakah diri sendiri tidak layak untuk dicintai, apakah ada kesalahan dari dirinya yang menyebabkan pasangan berselingkuh.
Baca Juga: Inilah Sisi Positif dari Perselingkuhan, Pelajaran Berharga bagi Para Korban
Seluruh rangkaian pikiran dan emosi negatif yang muncul dalam situasi ini dapat menumpuk dan berpotensi menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
Bahkan, mungkin terjadi pengalaman trauma atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD), yang memiliki gejala serupa dengan kondisi PTSD, seperti:
- Emosi menjadi tidak stabil.
- Pikiran yang mengganggu terus-menerus.
- Perasaan mati rasa, disertai dengan ledakan emosi pada waktu tertentu.
- Kebingungan dan rasa hilang arah.
- Menyalahkan diri sendiri atau orang lain sebagai upaya mengembalikan harga diri.
Cara Mengatasi Trauma
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh korban perselingkuhan untuk mengatasi dampak buruk pada kesehatan mereka:
Merawat Diri Sendiri
Berlatih merawat diri dengan memulai dari aspek-aspek kehidupan sehari-hari, seperti pola makan yang sehat, mengurangi paparan media sosial, dan berinteraksi positif dengan teman.
Meluangkan Waktu
Alokasikan waktu untuk kegiatan produktif seperti membuat jurnal, berkonsultasi dengan terapis, atau berbicara dengan teman dan keluarga untuk mengelola emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan.
Hindari Menyalahkan Diri Sendiri
Hindari menyalahkan diri atas perselingkuhan, karena tidak dapat mengendalikan tindakan orang lain. Menyadari bahwa setiap individu bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka sendiri.
Membangun Kembali Kepercayaan
Ketika sudah siap, latih diri untuk membangun kembali kepercayaan, baik dalam hubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Mulailah dengan mendengarkan dan mempercayai perasaan serta intuisi pribadi.