psikologi

Makin Marak Terjadi, Kasus Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa Alami Kenaikan di 2023 Apa Penyebabnya?

Sabtu, 16 Desember 2023 | 01:25 WIB
Ilustrasi TKP, Sumber: pexels.com/cottonbrostudio (pexels.com/cottonbrostudio)

SURATDOKTER.com - Pada tahun 2023, kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa mengalami peningkatan yang mencemaskan.

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri, menjadikannya sebagai penyebab kematian tertinggi keempat pada usia 18-29 tahun.

Di Indonesia, Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri melaporkan 670 kasus bunuh diri pada tahun 2020, dengan Provinsi Jawa Tengah menjadi yang tertinggi.

Sebagai respons terhadap fenomena ini, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggelar Kuliah Umum dengan tema "Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa.

Baca Juga: Bahaya Menahan Bersin Bagi Kesehatan, Bisa Sebabkan Rongga Dada Sobek Hingga Tulang Rusuk Patah

Dua narasumber utama, Dr. RD. Alfonsus Sutarno dari Fakultas Filsafat UNPAR dan Asteria Devy Kumalasari, Psikolog dari Fakultas Psikologi UNPAD, membahas isu ini dari perspektif psikologi dan filsafat.

Asteria Devy Kumalasari membuka sesi dengan menghadirkan data menggemparkan terkait bunuh diri di Indonesia.

Ia menyoroti bahwa angka kasus resmi pada tahun 2020 mencapai 680, sementara tingkat underreporting mencapai 303 persen.

Hal ini menunjukkan perlunya kewaspadaan terhadap tanda-tanda peringatan bunuh diri, seperti perubahan mood dan pembicaraan mengenai keinginan untuk bunuh diri.

Asteria juga membahas fase-fase perjalanan menuju perilaku bunuh diri, termasuk pre-motivational phase, motivational phase, dan violational phase.

Ia menekankan pentingnya memperkuat faktor protektif dan mengurangi faktor risiko sebagai langkah preventif.

Sarannya untuk institusi melibatkan psikoedukasi, dukungan sosial, peningkatan kepedulian, dan kerjasama dengan profesional kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater dapat menjadi langkah nyata dalam mencegah tindakan bunuh diri di kalangan mahasiswa.

Di sisi lain, Dr. RD. Alfonsus Sutarno melihat bunuh diri sebagai tindakan yang tidak menghormati diri sendiri dan menolak kasih akan diri sendiri.

Secara religius, ia menekankan bahwa bunuh diri dianggap sebagai tindakan berdosa dan melanggar hukum di beberapa negara.

Dalam perspektif filsafat, Alfonsus memotivasi individu untuk memiliki hormat pada diri sendiri, menyadari keberhargaan tubuh, dan bersyukur pada kondisi hidup saat ini.

Ia menekankan bahwa bunuh diri bukanlah solusi untuk masalah internal dan mengajak individu untuk mencari pertolongan.

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB