SURATDOKTER.com - Di tengah tekanan hidup modern yang semakin berat, muncul tren baru yang tidak biasa namun menarik perhatian dunia: empeng untuk orang dewasa (adult pacifier).
Fenomena ini sedang populer di Tiongkok, di mana banyak orang dewasa menggunakan empeng seperti bayi untuk mengurangi stres, menenangkan pikiran, dan meredakan kecemasan.
Meski tampak aneh di permukaan, tren ini ternyata punya dasar psikologis yang cukup masuk akal. Para pengguna menyebut empeng memberi rasa nyaman, menenangkan, bahkan membantu tidur lebih nyenyak setelah hari yang melelahkan.
Baca Juga: Punya Empat Anak Justru Bikin Orang Tua Lebih Bahagia dan Santai
Dari Bayi ke Dewasa: Mengapa Empeng Bisa Memberi Efek Menenangkan
Untuk memahami tren ini, kita perlu kembali ke masa awal kehidupan manusia. Bayi secara alami menenangkan diri dengan gerakan mengisap, baik pada empeng maupun saat menyusu.
Gerakan ini menstimulasi saraf vagus, bagian dari sistem saraf yang berperan dalam menurunkan detak jantung dan menimbulkan rasa tenang.
Menurut penelitian di Frontiers in Neuroscience, aktivasi saraf vagus bisa menurunkan hormon stres seperti kortisol, meningkatkan fokus, serta membantu tubuh masuk ke mode istirahat (rest and digest).
Fenomena ini juga menjelaskan mengapa orang dewasa yang mengisap empeng merasakan efek menenangkan serupa.
Selain itu, secara psikologis, empeng memunculkan sensasi regresi emosional ringan — yaitu kondisi ketika seseorang tanpa sadar kembali ke perilaku masa kecil untuk mencari rasa aman. Dalam dunia terapi, regresi semacam ini kadang digunakan untuk membantu pasien menghadapi trauma, kecemasan, atau stres kronis.
Stres Modern dan Kebutuhan “Self-Soothing”
Meningkatnya tekanan kerja, jam lembur panjang, dan ketidakpastian hidup membuat banyak pekerja di Tiongkok merasakan burnout dan kecemasan sosial. Dalam budaya yang cenderung menekan ekspresi emosi, banyak orang mencari cara alternatif untuk menenangkan diri tanpa harus bergantung pada obat atau terapi formal.
Bagi sebagian orang, empeng menjadi alat self-soothing (penenangan diri) yang sederhana namun efektif. Gerakan mengisap membuat tubuh merasa nyaman, mirip seperti efek mengunyah permen karet atau menarik napas panjang saat cemas.
Baca Juga: Wanita Belanda Melihat “Naga” Sepanjang Hidupnya: Kasus Langka di Dunia Medis
Beberapa psikolog bahkan menilai bahwa perilaku ini mencerminkan mekanisme koping alami yang muncul ketika seseorang kekurangan waktu untuk istirahat mental.
Artinya, empeng bukan tanda kelemahan, tetapi refleksi dari kebutuhan tubuh untuk mencari bentuk ketenangan instan di tengah tekanan hidup yang tinggi.
Artikel Terkait
Punya Empat Anak Justru Bikin Orang Tua Lebih Bahagia dan Santai
Wanita Belanda Melihat “Naga” Sepanjang Hidupnya: Kasus Langka di Dunia Medis
Mengenal Necrophilia: Gangguan Psikoseksual Langka yang Perlu Dipahami Secara Medis
Apa Warna Favorit Bisa Menunjukkan Kepribadianmu? Ini Fakta Psikologis di Baliknya
Benarkah Sering Posting Olahraga di Media Sosial Tanda Masalah Psikologis? Ini Penjelasan Ahli