Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Sosiopat
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena kondisi ini, antara lain:
- Faktor genetik dan/atau masalah pengobatan pada otak.
- Memiliki masalah mental seperti trauma.
- tidak terdidik dengan benar.
Apa Ciri-ciri Sosiopat?
Seseorang dapat dianggap sosiopat jika berusia di atas 18 tahun dan menunjukkan 3 dari 7 gejala berikut:
- Tidak menghormati budaya atau hukum
- Tidak mempertimbangkan keselamatan dirinya sendiri atau keselamatan orang lain
- Kurangnya rasa percaya diri kesadaran atau tanggung jawab, seperti tidak membayar tagihan tepat waktu atau bekerja terlalu keras seperti
- Tidak ingin merasa bersalah atau kesal karena menyakiti orang lain
- Sulit mempertahankan pekerjaan
- Menunjukkan perilaku agresif, seperti sering bertengkar dengan orang lain
- Melakukan penipuan seperti menggunakan karakter atau alias palsu untuk keuntungan pribadi
- Pengabaian terus-menerus terhadap hukum dan kurangnya empati, pencuri, impulsif, dan sedikit atau tidak menunjukkan perilaku manipulatif.
Namun, jangan lupa bahwa diagnosis sosiopati hanya mungkin dilakukan jika gejala atau ciri di atas muncul pada seseorang dalam jangka waktu lama, sering, dan tidak berubah.
Oleh karena itu, seseorang yang menunjukkan salah satu perilaku di atas tidak bisa langsung dicap sebagai sosiopat.
Baca Juga: Gigi Berlubang, Kenali Penyebab, Risiko, dan Tips Mencegahnya
Pengobatan Sosiopat
Orang dengan perilaku sosiopat tidak selalu mempertimbangkan pengobatan karena tidak menyadari adanya masalah pada perilakunya.
Namun terdapat pengobatan yang dapat memperbaiki kondisi ini, yaitu:
1. Psikoterapi
Perawatan ini bekerja dengan berbicara dengan terapis tentang pikiran dan perasaan yang menyebabkan stres dan risiko.
Ini juga bagus untuk mengendalikan amarah atau mengatasi kecanduan narkoba.
Berbagai intervensi psikologis dapat dilakukan, seperti CBT, MBT, dan manajemen kontingensi.
2. Obat
Sampai saat ini, belum ada obat yang disetujui untuk mengatasi kondisi ini.
Namun, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan untuk mengatasi gejala seperti:
- Obat antipsikotik untuk mengatasi perilaku agresif.
- Antidepresan SSRI membantu mengendalikan suasana hati.
- Antikonvulsan membantu mengurangi impulsif.
Sampai saat ini belum diketahui cara untuk mencegah penyakit ini.
Namun, pengobatan dini dapat dilakukan jika anak menunjukkan gejala masalah ini.
Sebaiknya konsultasikan ke dokter bila gejala muncul, terutama jika gejala menetap dalam jangka waktu lama.
Artikel Terkait
Peran Olahraga dalam Menunjang Kesehatan Mental bagi Penderita yang Mengalami Gangguan Kecemasan
Mengenal Gangguan Mental Bipolar, Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Bagaimana Cara Merawat Seseorang dengan Gangguan Borderline Personality Disorder?
Pasanganmu Punya Sifat Narsistik? Lakukan 5 Hal Ini Biar Gak Gampang Ilfeel
Mengenal Gangguan Kepribadian Skizofrenia, Ciri-ciri dan Penyebabnya