Riwayat trauma diduga berperan penting dalam perkembangan gangguan jiwa ini.
Seringkali orang dengan gangguan mental ini pernah mengalami pelecehan di masa lalu.
Orang dengan kelainan ini sering mengalami pelecehan fisik dan seksual yang berulang dan parah selama masa kanak-kanak.
Gejala Kepribadian Ganda
Beberapa di antaranya menunjukkan gejala gangguan kepribadian ambang, seperti:
- Menyakiti diri sendiri
- Perilaku impulsif
- Hubungan dengan orang lain yang tidak stabil
- Merasa ingin bunuh diri atau akan bunuh diri
- Mengalami disfungsi seksual
- Gangguan alkoholisme dan penggunaan narkoba
- Gangguan depresi dan kecemasan
- Stres pasca trauma
- Gangguan tidur seperti mimpi buruk, susah tidur, dan berjalan dalam tidur
- Aku mempunyai kelainan makan
- Gejala fisik seperti mengantuk dan kejang nonepilepsi
- Kesulitan menjalin interaksi sosial
Hal ini mungkin terkait dengan fakta bahwa kekerasan terhadap anak merupakan faktor risiko kedua gangguan tersebut.
Oleh karena itu, keduanya sering terjadi pada waktu yang bersamaan.
Orang dengan gangguan kepribadian ganda umumnya mengalami trauma psikologis yang parah.
Baca Juga: Mengenal Kepribadian Resiliensi dan Ciri-cirinya
Satu-satunya cara untuk mengatasi trauma ini adalah dengan mengembangkan disosiasi yang sangat kuat sebagai mekanisme koping.
Seiring waktu, disosiasi kronis mengarah pada pembentukan dan perubahan identitas yang berbeda.
Orang dengan gangguan ini mungkin juga mengalami gejala lain yang berhubungan dengan trauma, seperti mimpi buruk, kilas balik, atau gejala lain yang khas dari gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Penyebab Kepribadian Ganda
Penyebab gangguan kepribadian ganda masih belum diketahui.
Namun gangguan psikologis ini biasanya dapat terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma psikologis, fisik, atau seksual, atau menderita PTSD di masa kanak-kanak.
Pengalaman traumatis yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian ganda meliputi:
- Pelecehan atau kekerasan seksual pada masa kanak-kanak
- Peristiwa traumatis seperti perang, konflik keluarga, dan bencana alam
- Pelecehan emosional secara verbal atau fisik
- Pengalaman yang diterima semasa kecil meninggalkan trauma mendalam
- Pendidikan yang keras
Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan emosional, seksual, dan fisik di masa kanak-kanak dapat memicu gangguan disosiatif, yang mungkin berkembang di masa dewasa untuk menghindari trauma masa kanak-kanak.
Artikel Terkait
Mengenal Kepribadian Irritable, Dampak dan Ciri-cirinya
Mengenal Kepribadian Narsistik, Jenis dan Gejala Gangguannya
Pentingnya Mengetahui Tipe Kepribadian, Dapat Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain secara Lebih Baik
Mengenal Karakter Ekstrovert dalam 8 Tipe Kepribadian MBTI
Tipe Kepribadian MBTI dan Musik: Ini Genre yang Cocok Untuk Mereka!