Dampak Jangka Panjang
Penyusutan otak akibat merokok dapat berdampak serius pada kemampuan kognitif dan risiko terkena penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Perokok berat juga lebih berisiko mengalami gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment) yang dapat berkembang menjadi demensia.
Bisakah Kerusakan Otak Dipulihkan?
Berita baiknya adalah, berhenti merokok dapat memperlambat, dan dalam beberapa kasus, membalikkan penyusutan otak.
Studi menunjukkan bahwa mantan perokok cenderung memiliki pemulihan volume otak yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang terus merokok.
Proses pemulihan ini tentu memerlukan waktu dan dukungan melalui gaya hidup sehat seperti diet seimbang, olahraga, dan stimulasi mental.
Baca Juga: 7 Cara Efektif Mencegah Demensia, Salah Satunya Hindari Merokok
Merokok tidak hanya merusak organ-organ vital seperti paru-paru dan jantung, tetapi juga dapat menyebabkan penyusutan otak dan kerusakan kognitif.
Paparan jangka panjang terhadap asap rokok berdampak negatif pada aliran darah dan menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Berhenti merokok adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif.
Mari kita jaga kesehatan terutama otak menyusut, siasati dengan berhenti kebiasaan merokok dengan sadar kesehatan.
Mencegah lebih baik daripada mengobati gejala dari efek asap rokok yang menjadi penyakit serius.***