SURATDOKTER.com - Banyak orang terkejut ketika menemukan lapisan kuning di lubang pembuangan WC, apalagi jika noda itu muncul hanya dalam waktu semalam. Saat disiram, noda tersebut bisa hancur dan ikut terbawa air.
Fenomena ini sering menimbulkan rasa penasaran, karena warnanya mencolok dan terlihat seperti kerak. Padahal, sebagian besar kasus bukanlah kerak mineral keras, melainkan lapisan tipis yang terbentuk dari aktivitas mikroorganisme atau sisa zat tertentu di air.
Baca Juga: Scroll di Toilet Lebih dari 30 Menit, Risiko Saraf Kejepit dan Kelumpuhan Bisa Mengintai
Biofilm: Lapisan Tipis yang Sering Terabaikan
Salah satu penyebab utama noda kuning adalah biofilm. Biofilm merupakan kumpulan bakteri atau jamur yang hidup bersama dalam lapisan lendir tipis.
Mereka memanfaatkan kelembapan, nutrisi dari sisa sabun, urin, maupun kotoran mikro di saluran pembuangan. Karena kondisi WC selalu lembap, biofilm dapat terbentuk dengan sangat cepat, bahkan hanya dalam satu malam.
Warnanya bervariasi, mulai dari kekuningan, oranye, hingga kecokelatan, tergantung jenis mikroorganisme yang dominan.
Endapan Mineral Ringan
Selain bakteri, air dengan kandungan mineral tinggi juga bisa meninggalkan jejak. Air sadah yang kaya kalsium, magnesium, atau zat besi dapat menimbulkan noda kekuningan.
Bedanya, endapan mineral cenderung lebih keras dan membutuhkan pembersih khusus untuk hilang.
Namun, jika endapan rapuh dan mudah hancur begitu disiram, kemungkinan besar bukan kerak mineral, melainkan biofilm atau campuran ringan antara mineral dan bahan organik.
Baca Juga: Bisakah Penyakit Seksual Menular Melalui Toilet Umum?
Perbedaan Noda Keras dan Noda Ringan
Agar lebih mudah membedakan, noda keras akibat endapan mineral biasanya butuh digosok atau diberi cairan pembersih asam agar hilang.