1. Reaksi Terhadap Zat Kimia dalam Air
Beberapa peneliti menduga bahwa reaksi alergi sebenarnya bukan disebabkan oleh air itu sendiri, melainkan oleh zat kimia yang terkandung di dalamnya, seperti klorin atau senyawa lain yang ditambahkan untuk menjaga kebersihan air.
2. Respon Sistem Kekebalan Tubuh
Ada kemungkinan bahwa ketika air bersentuhan dengan kulit, terjadi interaksi dengan minyak alami atau kelenjar keringat, menghasilkan zat tertentu yang dianggap berbahaya oleh sistem imun.
Tubuh kemudian merespons dengan melepaskan histamin, yang menyebabkan gejala seperti ruam dan gatal.
Untuk memastikan diagnosis aquagenic urticaria, dokter biasanya melakukan uji kulit dengan cara mengompres area tubuh dengan air bersuhu tertentu selama sekitar 30 menit.
Selain itu, penderita mungkin diminta untuk mandi atau membasuh bagian tubuh tertentu guna melihat apakah reaksi alergi benar-benar muncul akibat air.
Baca Juga: Kurangi Risiko Alergi pada Anak hingga 35%, Ini Asupan Penting pada Anak Usia 6 Bulan
Penanganan Aquagenic Urticaria
Karena kondisi ini sangat langka, belum ada pengobatan yang benar-benar dapat menyembuhkannya.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala dan mencegah reaksi alergi menjadi lebih parah.
Beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengatasi alergi air antara lain:
- Antihistamin: Obat ini diberikan untuk mengontrol gejala seperti gatal dan ruam.
- Krim atau salep pelindung kulit: Beberapa penderita disarankan menggunakan krim khusus untuk mengurangi penetrasi air ke dalam kulit.
- Fototerapi (terapi sinar UV): Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi sinar ultraviolet dapat membantu mengurangi kepekaan kulit terhadap air.
- Obat suntik Omalizumab: Obat ini biasanya digunakan untuk penderita asma parah, tetapi juga telah dicoba pada beberapa penderita alergi air dengan hasil yang cukup baik.
- Steroid seperti Stanozolol: Beberapa dokter mungkin meresepkan obat ini untuk membantu mengurangi reaksi alergi yang berat.
Selain pengobatan medis, penderita juga disarankan untuk melakukan beberapa langkah pencegahan agar gejala tidak sering kambuh, seperti:
- Membatasi waktu mandi dan menggunakan air dengan suhu yang nyaman.
- Menggunakan tisu basah atau hand sanitizer untuk membersihkan tangan jika tidak memungkinkan untuk mencuci dengan air.
- Mengurangi aktivitas fisik yang berlebihan untuk mencegah produksi keringat yang berlebihan.
- Segera mengeringkan tubuh setelah berkeringat atau terkena air.
Baca Juga: Manfaat Mandi Malam Bagi Kesehatan, Salah Satunya Bisa Meredakan Alergi!
Aquagenic urticaria adalah kondisi langka yang menyebabkan kulit bereaksi terhadap air dengan munculnya ruam, gatal, dan sensasi terbakar. Penyebab pasti kondisi ini masih belum diketahui, tetapi kemungkinan berkaitan dengan reaksi sistem imun terhadap zat tertentu yang dihasilkan saat air bersentuhan dengan kulit.
Meskipun belum ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan kondisi ini, berbagai metode dapat digunakan untuk mengurangi gejala.
Penderita perlu berhati-hati dalam beraktivitas sehari-hari agar dapat menjalani hidup dengan lebih nyaman.
Jika mengalami gejala yang mengganggu atau parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.***