SuratDokter.com - Apakah Anda pernah mengalami sensasi terkejut saat akan tidur atau merasakan seperti sedang jatuh saat tidur?
Meskipun sering dikaitkan dengan hal mistis, fenomena ini memiliki penjelasan medis yang cukup jelas dan dikenal sebagai hypnic jerk.
Hypnic Jerk adalah reaksi fisik yang umum terjadi ketika seseorang mulai memasuki fase tidur. Ini ditandai dengan gerakan refleks otot yang tidak disengaja, sering kali membuat orang merasa seperti mereka terjatuh atau tersentak.
Umumnya hypnic jerk memang tidak membahayakan namun dapat mengganggu proses awal tidur seseorang.
Reaksi ini dipicu oleh perubahan otak ketika masuk ke dalam fase tidur non-REM yang lebih dalam.
Baca Juga: Waspadai Wabah Bakteri Pemakan Daging yang Merebak di Jepang
Intensitasnya bisa berbeda-beda, dari yang ringan hingga cukup kuat untuk membuat seseorang terbangun.
Beberapa orang mungkin mengalami hypnic jerk tanpa menyadarinya, sementara yang lain merasakan sensasi yang cukup kuat sehingga mempengaruhi kualitas tidur mereka.
Gejala Tambahan yang Mungkin Dialami
Adapun gejala yang di rasakan selain merasa tersentak atau terjatuh, hypnic jerk juga dapat menunjukkan gejala tambahan seperti:
1. Detak jantung cepat
2. Pernapasan yang terburu-buru
3. Keringat berlebihan
4. Mimpi jatuh
Baca Juga: 10 Cara Mengecek Status BPJS Kesehatan Kamu Aktif Atau Tidak: Gampang Banget!
Meskipun kejadian ini umumnya dialami oleh orang dewasa, jarang terjadi pada bayi atau anak-anak.
Apa Penyebab Hypnic Jerk?
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan hypnic jerk termasuk:
1. Kecemasan dan Stres Berlebih: Kondisi pikiran yang cemas dan stres dapat membuat otak tetap aktif meskipun tubuh sedang beristirahat.
2. Olahraga Terlalu Dekat dengan Waktu Tidur: Aktivitas fisik yang intens dekat dengan waktu tidur dapat meningkatkan aktivitas otak.
3. Kurang Tidur: Kekurangan tidur dapat membuat tubuh 'menabrak' saat mencoba tidur.
4. Konsumsi Kafein Berlebih: Kafein dapat mengganggu proses tidur yang mendalam.
5. Gangguan Kesehatan Tubuh: Beberapa kondisi kesehatan seperti gangguan metabolik atau cedera kepala juga dapat berkontribusi.
Baca Juga: Perbedaan Susu UHT dan Pasteurisasi, Alasan Mengapa Supermarket Tidak Mendinginkan Beberapa Susu