SURATDOKTER.com - Jepang saat ini mengalami lonjakan kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, yang dikenal sebagai bakteri pemakan daging.
Bakteri ini memiliki kemampuan menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan yang melindungi otot dalam waktu singkat, menyebabkan kepanikan di berbagai wilayah negara.
Data terbaru dari Institut Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) mengungkapkan bahwa hampir mencapai 1.000 kasus sindrom akibat bakteri streptokokus, atau streptococcal toxic-shock syndrome (STSS), telah tercatat sejak awal tahun 2024.
Informasi tersebut dikutip dari sumber yang diperoleh dari The Japan Times di Tokyo.
Infeksi bakteri Grup A Streptococcus (GAS) dimulai dengan gejala umum seperti demam, nyeri, dan radang tenggorokan, namun bisa berubah menjadi kondisi yang mengancam jiwa dengan cepat akibat kegagalan organ dalam.
Baca Juga: Bagaimana Rasanya Pingsan? Cari Tahu Penyebabnya!
Ken Kikuchi, seorang ahli penyakit menular dari Tokyo Women's Medical University, mengungkapkan bahwa sebagian besar kematian terjadi dalam waktu 48 jam setelah munculnya gejala pertama dari bakteri pemakan daging.
Dia menjelaskan bahwa pasien yang mengalami pembengkakan pada kaki di pagi hari bisa melihat kondisi ini memburuk hingga mengancam nyawa pada siang hari.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia (WNI) di Jepang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kesehatan yang meningkat selama musim panas ini.
Imbauan tersebut mencakup saran untuk menjaga pola makan sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan memantau kondisi kesehatan secara rutin agar tidak sampai terkena bakteri pemakan daging.
Selain itu, KBRI Tokyo juga menganjurkan agar WNI meningkatkan asupan air putih, menggunakan pelindung dari sinar matahari seperti topi atau payung, memakai pakaian yang nyaman, serta menggunakan tabir surya untuk mengurangi risiko terkena sengatan panas.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi bakteri yang serius ini selama musim panas yang panjang dan intens.
Baca Juga: Penjelasan Mengenai Status Kepesertaan BPJS Kesehatan Setelah Resign
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan Jepang terkait dengan penanganan kasus Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS) atau bakteri pemakan daging ini.
Artikel Terkait
Penjelasan Mengenai Status Kepesertaan BPJS Kesehatan Setelah Resign
Katanya Anak Susah Lahir jika Konsumsi Tablet Tambah Darah, Mitos atau Fakta?
Ketahui Alasan Mengapa Anak Laki-laki Bisa Lebih Dekat dengan Ibu Dibandingkan Ayah
Bagaimana Rasanya Pingsan? Cari Tahu Penyebabnya!