SURATDOKTER.com - Sindrom ovarium polikistik atau Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) adalah kelainan hormonal yang terjadi pada wanita yang berusia subur. PCOS ditandai dengan gangguan menstruasi dan peningkatan kadar hormon maskulin, atau hormon androgen.
Pada penderita PCOS, peningkatan hormon androgen dapat menyebabkan ovarium menghasilkan kantong-kantong berisi cairan yang berlebihan. Keadaan ini mengakibatkan sel-sel telur tidak berkembang dengan normal dan tidak dapat dilepaskan secara teratur.
Sebagian besar seseorang yang mengidap PCOS umumnya baru mengetahui kondisi ini saat berusia 20-30 tahun, terutama ketika mereka mengalami kesulitan untuk hamil atau menghadapi masalah kehamilan.
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai PCOS, termasuk gejala dan penyebabnya, silakan simak penjelasan berikut.
Apa itu PCOS?
Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS) adalah suatu kondisi ketika sel telur pada wanita tidak mengalami perkembangan normal karena ketidakseimbangan hormon. Pada PCOS, ovarium menghasilkan hormon androgen dalam jumlah yang berlebihan.
Androgen, yang merupakan hormon seks pria, biasanya hadir dalam jumlah kecil pada wanita. Peningkatan hormon ini dapat mengakibatkan ovarium menghasilkan banyak kista atau kantong berisi cairan.
Baca Juga: Bagaimana Menstruasi Memengaruhi Mood Swing?
Dampaknya, sel-sel telur tidak dapat berkembang secara optimal dan gagal dilepaskan secara teratur. Inilah alasan mengapa PCOS sering kali menjadi penyebab kesulitan hamil pada wanita yang mengidapnya.
Gejala yang Muncul pada Pengidap PCOS
Gejala PCOS dapat muncul saat seorang wanita mengalami menstruasi pertama kali selama masa pubertas.
Meskipun gejala PCOS sering kali timbul pada masa remaja, beberapa penderita mengalami gejala setelah mencapai usia dewasa atau ketika mengalami perubahan berat badan yang signifikan. Berikut adalah gejala PCOS yang umum terjadi:
Gangguan Menstruasi
PCOS sering kali ditandai oleh ketidakregularan atau kelamaan periode menstruasi. Sebagai contoh, frekuensi menstruasi pada penderita PCOS mungkin kurang dari 8-9 kali dalam setahun.
Jarak antara periode menstruasi dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau volume darah menstruasi yang keluar dapat sangat berlebihan.
Gejala Akibat Kadar Hormon Androgen yang Tinggi
Kenaikan kadar hormon androgen pada wanita dengan PCOS dapat menyebabkan gejala fisik yang mirip dengan karakteristik pria, seperti pertumbuhan rambut yang tebal di wajah dan tubuh (hirsutisme), munculnya jerawat parah, dan kebotakan.
Banyaknya Kista di Ovarium
Pada penderita PCOS, dapat terjadi pembentukan banyak kista di sekitar sel telur dalam ovarium.