SURATDOKTER.COM - Dalam tubuh manusia memiliki komponen darah yang terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi dan peran yang berbeda, contohnya trombosit yang dapat membantu proses pembekuan darah di dalam tubuh.
Jika tidak ada trombosit, luka yang ada pada tubuh tak akan bisa sembuh dengan cepat, yang nantinya dapat menyebabkan pendarahaan yang berlebihan.
Baca Juga: Sering Anemia? Berikut 5 Makanan Kaya Zat Besi yang Bisa Bantu Tambah Darah
Kemudian, trombosit memiliki bentuk bulat dan kecil, sehingga dapat bergerak dengan leluasa di dalam pembuluh darah.
Trombosit juga bekerja dengan cara menempel pada area yang rusak serta membentuk gumpalan darah, lalu membantu menghentikan pendarahan dan mencegah infeksi pada area yang terluka.
Tak hanya itu, trombosit juga memiliki peran dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh serta membantu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Baca Juga: Mengenal Hipertensi, Penyakit Darah Tinggi yang Bisa Menyerang Usia Muda
Meski ukurannya kecil, trombosit memiliki peran yang sangat vital bagi kesehatan tubuh kita.
Kenapa Trombosit Bisa Turun?
Umumnya, kadar trombosit dalam tubuh yaitu 150.000-450.000 trombosit per mikroliter, tergantung kondisi tubuh masing-masing.
Ketika trombosit berkurang, proses pembekuan darah akan terganggu dan akan menyebabkan masalah kesehatan seperti mudah memar, gusi berdarah, sampai risiko terkena stroke.
Lalu, beberapa faktor yang dapat membuat trombosit turun yaitu infeksi virus, konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik, kemoterapi, dan obat antiinflamasi non steroid, serta kondisi medis seperti leukemia, anemia aplastik, serta lupus.
Baca Juga: Berikut Beberapa Penyebab dan Gejala Penyakit Anemia