SURATDOKTER.com - Infeksi cacing kremi (enterobiasis) merupakan salah satu infeksi parasit yang paling sering menyerang anak-anak. Kondisi ini dikenal karena rasa gatal hebat di area anus pada malam hari.
Namun, pada beberapa kasus—khususnya pada anak perempuan—cacing dapat tampak muncul dari area kemaluan. Situasi ini sering membuat orang tua panik, meski sebenarnya ada penjelasan medis yang sangat jelas.
Mengapa Cacing Bisa Keluar dari Kemaluan?
Cacing kremi memiliki kebiasaan unik: betinanya akan bergerak keluar melalui anus saat malam hari untuk meletakkan telur. Pada anak perempuan, jarak antara anus dan vagina sangat dekat, sehingga cacing dapat berpindah ke area sekitar kemaluan.
Perpindahan ini tidak terjadi karena infeksi di dalam organ reproduksi, tetapi karena cacing merayap melalui permukaan kulit. Inilah alasan mengapa tampaknya cacing keluar dari kemaluan, padahal sumber infeksinya tetap berasal dari saluran cerna.
Baca Juga: Benarkah Makan Kelapa Bisa Terinfeksi Cacing Kremi?
Apa yang Terjadi di Tubuh Anak Saat Terinfeksi Cacing Kremi?
Visualisasinya cukup mudah:
- Cacing dewasa tinggal di usus besar.
- Pada malam hari, cacing betina keluar untuk meletakkan telur di kulit sekitar anus.
- Gerakan cacing dan iritasi telur menimbulkan rasa gatal hebat.
- Saat anak menggaruk, telur berpindah ke tangan dan masuk kembali ke mulut tanpa sadar.
- Siklus infeksi berulang lagi.
Karena migrasi cacing terjadi di permukaan kulit, mereka dapat mencapai area lipatan kemaluan, sehingga tampak seperti keluar dari sana.
Gejala yang Perlu Diperhatikan
Beberapa tanda yang sering dialami anak, antara lain:
- Gatal intens di area anus, terutama malam hari
- Sulit tidur atau sering terbangun
- Gelisah, rewel, atau menangis saat malam
- Kemerahan di sekitar anus atau kemaluan
- Kadang terlihat cacing kecil berwarna putih seperti benang
Pada anak perempuan, migrasi cacing bisa menyebabkan iritasi pada vulva, sehingga anak tampak sering menggesek atau merasa tidak nyaman di area tersebut.
Apakah Kondisi Ini Berbahaya?
Secara umum, infeksi cacing kremi tidak mengancam nyawa. Namun, kalau dibiarkan terlalu lama, kondisi ini dapat menyebabkan:
- Iritasi kulit
- Infeksi bakteri sekunder
- Kesulitan tidur kronis
- Vulvovaginitis (iritasi pada area kemaluan akibat garukan atau migrasi cacing)
Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah perkembangan masalah lebih lanjut.
Baca Juga: Wanita 21 Tahun Ini Melakukan Diet Terlarang: Minum Pil Isi Telur Cacing Pita!
Cara Mengatasi Cacing Kremi
1. Obat Antiparasit
Dokter biasanya memberikan obat seperti mebendazole, albendazole, atau pirantel pamoat. Pengobatan umumnya diulang setelah 2 minggu untuk memutus siklus hidup cacing.
2. Perawatan Kebersihan
- Potong kuku anak secara rutin
- Cuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet
- Ganti celana dalam dan baju tidur setiap hari
- Cuci seprai, handuk, dan pakaian dengan air panas
- Ajak anak mandi pagi untuk menghilangkan telur yang menempel
3. Semua Anggota Keluarga Harus Diobati
Infeksi cacing kremi mudah menular. Karena itu, seluruh orang serumah dianjurkan untuk ikut mengonsumsi obat.
Artikel Terkait
Bocah 3 Tahun di Jember Terpaksa Harus Dioperasi Untuk Keluarkan 3 Toples cacing Berukuran Puluhan Centimeter
Mengenal Apa Itu Askariasis Atau Infeksi Cacing Perut Hingga Cara Menanganinya!
Fakta Mengejutkan tentang Cacing Perut: Bisa Mencapai Panjang Puluhan Sentimeter dan Hidup Ratusan Ekor di Usus Manusia
Balita di Seluma Keluarkan Cacing dari Mulut dan Hidung, Kakak Juga Alami Hal Serupa
Apakah Orang Dewasa Tetap Perlu Minum Obat Cacing Secara Rutin? Ini Penjelasannya