Terkadang pasien lainnya juga menyakiti diri sendiri.
Namun belum diketahui jelas penyebab dari delusi cotard ini. Biasanya suatu masalah medis akan menyebabkan masalah medis lainnya yang lebih mendalam yang menyebabkan gangguan pada otak, seperti :
- Demensia,
- Ensefalopati (penyakit dimana virus atau racun mempengaruhi cara kerja otak Anda),
- Epilepsi,
- Migrain,
- Skelosis ganda,
- Penyakit parkinson,
- Stroke,
- Pendarahan yang terjadi di luar otak karena cedera otak yang parah (pendarahan subdural).
Para ahli menyebutkan adanya 2 jenis kerusakan otak yang mungkin menyebabkan terjadinya delusi cotard ini:
- Mengubah cara orang memandang diri mereka sendiri.
- Membuat mereka terus mempercayai pandangan yang salah ini, meskipun mereka diperlihatkan bahwa hal tersebut tidak benar.
Sindrom cotard dapat terjadi pada semua orang, meskipun kebanyakan terjadi pada usia diatas 50 tahun, dan banyak diantaranya mengalami riwayat kesehatan mental, seperti :
- Depresi,
- Kecemasan,
- Skizofrenia,
- Penyalahgunaan zat.
Sebagai besar pasien lainnya juga mengalami kerusakan otak yang terlihat pada tes pencitraan, dan biasanya disebabkan oleh:
- Sebuah pukulan,
- Tumor,
- Gumpalan darah,
- Luka.
Selain itu delusi cotard juga kemungkinan disebabkan dengan adanya hubungan gangguan bipolar pada remaja dan dewasa muda.
Penanganan Pada Delusi Cotard
Meskipun gejala orang yang menderita delusi ini sangat, namun kebanyakan membaik setelah dilakukan pengobatan.
Penanganan yang digunakan untuk mengobati delusi cotard biasanya dilakukan sesuai dengan penyebab munculnya delusi ini.
Biasanya pasien akan mendapatkan kombinasi antara terapi bicara seperti terapi kognitif (CBT) atau psikoterapi dan juga pengobatan.
Kedua kombinasi ini akan memberikan tempat yang aman bagi pasien untuk membicarakan perasaan mereka atau membantu mereka menemukan pikiran dan bertindak yang lebih sehat.
Beberapa obat yang digunakan dalam pengobatan delusi cotard antara lain:
- Anticemas,
- Antispikotik,
- Antidepresan.
Biasanya beberapa pasien memerlukan kombinasi obat atau lebih dari 1 obat.
Terapi elekrokonvulsif (ETC) adalah pilihan pengobatan lainnya, dimana dikirimkan arus listrik kecil pada otak.
Hal ini akan mengubah kimia otak dan mungkin menghilang gejala beberapa kesehatan mental.***
Artikel Terkait
Mengenal Sindrom Cotard atau Zombie: Salah Satu Penyakit Mental yang Langka
Efek Samping Terlalu Sering Mendengar Keluhan Orang Lain Bagi Psikologis Seseorang