• Senin, 22 Desember 2025

Menurut Riset Terbaru, Ternyata Mengupil Meningkatkan Risiko Demensia dan Alzheimer

Photo Author
- Jumat, 9 Februari 2024 | 20:04 WIB
Ilustrasi Bakteri Chlamydia pneumoniae  (canva.com/thanapipat-kulmuangdoan)
Ilustrasi Bakteri Chlamydia pneumoniae (canva.com/thanapipat-kulmuangdoan)

SURATDOKTER-Sekilas, kebiasaan mengupil mungkin terkesan sepele dalam keseharian Anda.

Namun saat kita mempelajari lebih lanjut tentang aktivitas ini, kebiasaan mengupil mungkin memiliki hubungan yang mengejutkan dengan kesehatan otak kita.

Secara umum mengupil merupakan respon alami tubuh terhadap iritasi atau kelembapan pada hidung.

Namun penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Griffith Australia Oktober 2022.

Mengungkapkan wawasan baru mengenai bakteri bernama Chlamydia pneumoniae yang dapat menginfeksi manusia, terutama dalam kasus pneumonia dan demensia.

Penting untuk dicatat bahwa penelitian ini berfokus pada tikus, dan  mengupil pada manusia mungkin tidak berhubungan langsung, namun penelitian ini menjelaskan bagaimana bakteri  memasuki otak melalui jalur penciuman.

Dalam konteks ini, muncul pertanyaan apakah kebiasaan mengupil yang menyentuh area hidung dan saraf penciuman mungkin berperan dalam risiko paparan bakteri.

Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, pemahaman lebih dalam tentang hubungan ini dapat membantu menilai kebiasaan sehari-hari dan dampaknya terhadap kesehatan otak jangka panjang.

“Ini pertama kalinya kami menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat masuk ke otak langsung melalui hidung dan menyebabkan kondisi yang mirip dengan penyakit Alzheimer,” kata ahli saraf James St. John.

Baca Juga: Urutan Golongan Darah yang Paling Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Mekanisme Bakteri Chlamydia pneumoniae Menyebabkan Demensia dan Alzheimer Karena Mengupil

Mekanisme bakteri Chlamydia pneumoniae menginfeksi otak melalui kebiasaan mengupil adalah sebagai berikut:

  1. Infeksi Bakteri: Chlamydia pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan pneumonia. Dalam penelitian pada tikus, bakteri ini mampu mencapai saraf penciuman, yang menghubungkan rongga hidung ke otak.
  2. Kerusakan pada epitel hidung: Kerusakan pada epitel hidung (jaringan tipis yang melapisi langit-langit rongga hidung) memperburuk infeksi saraf.

Hal ini memungkinkan otak tikus  menyimpan lebih banyak protein beta amiloid, yang juga ditemukan dalam jumlah tinggi pada penderita penyakit Alzheimer.

  1. Plak Protein Beta Amiloid: Plak Protein Beta Amiloid adalah gumpalan protein yang terbentuk sebagai respons terhadap infeksi.

Penelitian menunjukkan bahwa bakteri Chlamydia pneumoniae dapat menyebabkan terbentuknya plak tersebut di otak tikus.

Faktor Risiko Infeksi Bakteri Chlamydia pneumoniae

Baca Juga: Kaitan Tipe Golongan Darah dengan Risiko Penyakit Autoimun, Bagaimana Pendapat Para Ahli terkait Hal ini?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayunda Christina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X