• Senin, 22 Desember 2025

Polidaktili: Mengenal Lebih Dekat Kelainan Jari Tangan dan Kaki

Photo Author
- Selasa, 27 Februari 2024 | 09:52 WIB
Kelainan Polidaktili  (canva.com/meenon)
Kelainan Polidaktili (canva.com/meenon)

Istilah ini berasal dari kata Yunani “polis” yang berarti banyak dan “dactylos” yang berarti jari.

Polidaktili dapat terjadi pada satu tangan, satu kaki, atau keduanya. Jari ekstra dapat tumbuh di berbagai lokasi, namun paling sering terjadi di jari kelingking atau jari tengah.

Kelebihan digit biasanya mengakibatkan penurunan fungsi dan dapat menimbulkan masalah seperti kesulitan menulis, memegang benda, dan memakai sepatu yang tepat.

Ada tiga jenis utama polidaktili:

  1. Polidaktili radial atau polidaktili praaksial, Hal ini terjadi ketika satu jari tambahan tumbuh di sisi jempol kaki atau jempol kaki. Ini adalah bentuk polidaktili yang paling umum dan biasanya terjadi pada tangan.
  2. Polidaktili ulnar atau polidaktili postaksial, Hal ini terjadi ketika jari tambahan tumbuh di sisi jari kelingking. Ini adalah bentuk polidaktili kedua yang paling umum dan biasanya terjadi pada kaki.
  3. Polidaktili sentral, Ini terjadi ketika jari tambahan tumbuh di tengah jari tangan atau kaki. Ini adalah bentuk polidaktili yang paling langka dan biasanya terjadi pada tangan.

Polidaktili juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah jari tambahan yang ada. Polidaktili sederhana terjadi ketika hanya satu jari yang bertambah. Polidaktili kompleks terjadi ketika terdapat dua atau lebih jari tambahan.

Penyebab Penyebab dari Polidaktili

  1. Faktor genetik

Sekitar 30% kasus polidaktili disebabkan oleh mutasi genetik yang diwarisi dari orang tua. gen telah diidentifikasi sebagai pemicu polidaktili dan terlibat dalam pembentukan anggota tubuh, termasuk GLI3, GLI1, ZNF141, MIPOL1, PITX1, dan IQCE.

  1. Peran lingkungan

Faktor lingkungan seperti infeksi virus dan bakteri selama kehamilan, paparan obat-obatan tertentu, radiasi, dan kekurangan nutrisi dapat menyebabkan polidaktili.

Lingkungan kompleks selama perkembangan janin dapat menyebabkan perubahan genetik yang mengarah pada karakteristik unik tersebut.

  1. Polidaktili dalam konteks sindrom genetik

Polidaktili bukan hanya penyakit yang berdiri sendiri, namun juga merupakan komponen sindrom genetik seperti sindrom Down, sindrom Patau, sindrom Edwards, sindrom Apert, dan sindrom Carpenter.

Sindrom ini disebabkan oleh mutasi genetik yang tidak hanya mempengaruhi tangan dan kaki, tetapi juga berbagai organ dan sistem tubuh lainnya.

Cara Pengobatan Kelainan Polidaktili

Polidaktili biasanya diobati dengan pembedahan untuk menghilangkan jari kaki tambahan. Operasi ini biasanya dilakukan pada anak usia dini, biasanya sebelum anak berusia 2 tahun.

Terdapat berbagai teknik bedah yang dapat digunakan untuk menghilangkan jari tambahan tersebut, bergantung pada lokasi dan ukurannya.

  1. Operasi eksisi: Prosedur bedah paling umum yang menghilangkan seluruh jari tambahan. Biasanya dilakukan pada anak usia dini, sebelum anak berusia 2 tahun, dengan membuang jari tambahan pada pangkalnya melalui prosedur pembedahan. Memberikan solusi efektif untuk menghilangkan jari berlebih dengan cepat dan aman.
  2. Teknik Rekonstruksi: Jika ukuran normalnya lebih besar atau cacat, teknik rekonstruksi dapat menjadi pilihan. Menggunakan jaringan jari tambahan untuk memperbaiki jari normal, menjadikannya solusi ideal untuk situasi yang lebih kompleks. Melibatkan proses yang lebih detail dan memerlukan keahlian khusus dari dokter bedah.

Komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi polidaktili antara lain: Infeksi, Perdarahan, Saraf bermasalah, Ketidakstabilan Sendi dan Sindrom Kompartemen.

Potensi komplikasi tersebut dapat dikurangi dengan penanganan yang tepat oleh dokter bedah berpengalaman.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aryadeva Kemal Rafii

Sumber: twitter/detikcom

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X