7. Bisul (furunkel)
Bisul atau furunkel dapat terjadi ketika folikel rambut telah terinfeksi parah. Furunkel akan muncul setelah beberapa hari dan kemungkinan akan meninggalkan bekas luka.
8. Karbunkel
Karbunkel terbentuk ketika beberapa bisul muncul di satu dalam tempat. Jenis bisul ini ukurannya lebih besar serta terdapat kombinasi dari beberapa folikel rambut yang terinfeksi.
9. Eosinophilic folliculitis
Kondisi ini biasanya dialami oleh pasien yang mengalami imunosupresi atau sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi sepenuhnya.
Eosinofilik tersebut ditandai dengan pustula yang terasa gatal dan paling sering muncul di bagian bahu, lengan atas, leher dan dahi.
Baca Juga: Cara Menggunakan Hydrocortisone yang Dapat Mengurangi Peradangan Pada Kulit
Faktor Risiko Folikulitis
Terdapat beberapa orang yang berisiko mengalami folikulitis. Namun, terdapat sejumlah faktor yang meningkatkan risikonya, antara lain seperti:
- Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, contohnya seperti penderita diabetes, leukemia kronis, dan HIV/AIDS.
- Memiliki jerawat atau dermatitis.
- Mengonsumsi obat seperti krim steroid ataupun terapi antibiotik dalam jangka waktu yang panjang.
- Menggunakan pakaian yang dapat menahan panas serta keringat, seperti sarung tangan karet ataupun sepatu boot yang tinggi.
- Berendam di dalam bak mandi air panas yang tidak terawat dengan baik.
- Sering mencukur atau waxing serta sering menggunakan pakaian ketat.
Gejala Folikulitis
Pada saat folikel rambut mengalami peradangan,maka akan muncul benjolan-benjolan kecil, seperti jerawat yang di dalamnya berisi nanah serta memiliki titik kuning pada bagian tengah. Benjolan tersebut terkadang pecah, namun di kemudian hari bisa mengering dan setelah itu membentuk koreng. Berikut gejala lain yang mungkin akan dirasakan oleh pengidap folikulitis :
- Kulit yang melepuh dan di dalamnya berisi nanah sehingga nantinya akan pecah dan ditutupi dengan lapisan keras.
- Terjadi peradangan dan kemerahan di dalam kulit.
- Kulit terasa gatal atau terbakar.
- Mengalami rasa nyeri pada kulit.
- Terdapat benjolan besar yang membengkak.
Diagnosis Folikulitis
Diagnosis folikulitis dapat dilakukan dengan cara mengetahui riwayat penyakit serta dapat melihat kondisi kulit penderita. Jadi jika dianggap perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter mungkin akan melakukan dermoskopi.
Tindakan tersebut merupakan pemeriksaan kulit dengan menggunakan alat seperti mikroskop, untuk melakukan menelisik kondisi kulit agar terlihat lebih jelas.
Jika infeksi terjadi secara menerus hingga berlanjut maka penderita telah menjalani pengobatan, sehingga dokter akan mengambil usapan kulit atau rambut yang terinfeksi untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium serta dapat menentukan penyebab dari infeksinya.
Biopsi kulit dilakukan dengan cara mengambil sampel kulit yang dilakukan ketika dicurigai terdapat penyakit lain di dalamnya, namun hal ini jarang sekali dilakukan
Pengobatan Folikulitis
Perawatan untuk penderita folikulitis ini harus sesuai dengan jenis serta tingkat keparahan penderitanya. Pilihan pengobatan yang dapat berupa pemberian obat-obatan serta intervensi, contohnya seperti laser hair removal. Berikut adalah opsi pengobatan folikulitis yang dapat dilakukan,antara lain:
- Dapat berupa Obat-obatan
- Krim atau pil untuk mengendalikan infeksi. Untuk mengatasi infeksi ringan, dokter akan meresepkan krim, lotion, atau gel antibiotik.
- Krim, sampo atau pil untuk melawan infeksi jamur. Obat-obatan tersebut diresepkan jika folikulitis tersebut disebabkan oleh infeksi jamur.
- Krim atau pil untuk mengurangi peradangan. Pengobatan ini sering diberikan untuk pengidap folikulitis eosinofilik ringan. Dokter akan meresepkan krim steroid untuk mengurangi rasa gatalnya.
- Dilakukan tindakan medis
- Operasi kecil
- Laser hair removal
Pencegahan Folikulitis
Untuk menghindari timbulnya folikulitis,terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti:
- Membiasakan mencuci tangan dan kaki untuk tetap menjaga kebersihan kulit setelah bepergian atau beraktivitas.
- Menghindari untuk berbagi handuk, pakaian, atau alat cukur.
- Mencuuci handuk, pakaian, dan seprai dengan air panas dan deterjen yang cukup.
- Menggunakan sabun antiseptik saat mandi jika dianggap perlu.
- Menggunakan pelembab setelah mandi.
- Cukur rambut sesuai arah tumbuhnya.***
Artikel Terkait
Pengalaman Menggunakan Ketokonazole, Apakah Bisa Menghilangkan Jamur Pada Kulit?
Benarkah Tidak Pakai Celana Dalam Baik untuk Kesehatan Kulit?
Pakai Bra atau Tidak Saat Tidur, Mana yang Lebih Sehat buat Kulit?
Cara Menggunakan Hydrocortisone yang Dapat Mengurangi Peradangan Pada Kulit
Kamu Wajib Paham Tentang Perawatan Kulit Skin Booster