SURATDOKTER.com - Dewasa ini, kebiasaan tidur menggunakan kipas angin sebaiknya memang dihindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit Bell’s Palsy atau kelumpuhan pada wajah.
Apalagi, wajah menjadi citra tubuh setiap orang yang turut memengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidupnya.
Untuk itu, penting bagi siapa saja mengenali gejala penyakit kelumpuhan ini dan cara mengobatinya.
Apa Itu Bell’s Palsy?
Bells palsy merupakan kelumpuhan pada salah satu sisi wajah yang disebabkan oleh peradangan saraf sehingga tampak terkulai atau melorot.
Umumnya, kondisi ini banyak terjadi dan dialami oleh pengidap diabetes, HIV, serta wanita hamil.
Bahkan kondisi ini tidak hanya menyebabkan perubahan bentuk di wajah, juga berdampak pada cara tubuh menghasilkan ludah dan air mata.
Meski tidak ada kaitannya dengan stroke, kondisi satu ini tetap menggangu aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan minum, berkumur, atau sekedar tersenyum.
Pasalnya, orang yang mengalami kerusakan saraf pada bagian wajah ini hanya bisa tersenyum di satu sisi wajahnya.
Selain itu, mereka juga tidak dapat menutup salah satu mata, yakni mata di bagian yang terkena kondisi ini.
Baca Juga: 7 Bahaya Keringkan Wajah Dengan Handuk, Simak Penjelasannya
Penyebab Bell’s Palsy
- Infeksi virus, yakni virus herpes, influenza, gondok, dan sejenisnya
- Retak di tulang tengkorak atau luka robek di dagu karena kecelakaan.
- Paparan udara dingin.
- Cedera karena operasi kelenjar parotis.
Selain itu, sejumlah penyakit infeksi virus diduga berhubungan dengan bell’s palsy di antaranya:
- Adenovirus (penyakit pernapasan)
- Coxsackievirus
- Epstein-barr (mononukleosis menular)
- Flu (B)
- Herpes simpleks
- Herpes zoster dan cacar air
- Infeksi sitomegalovirus.
- Rubella (campak jerman)
- Virus gondong (Gondongan)
Faktor Risiko Bell’s Palsy
- Orang dengan usia 15-60 tahun.
- Penderita penyakit pernapasan atas, seperti pilek atau flu
- Penderita penyakit
- Wanita yang sedang hamil, khususnya kehamilan di trimester ketiga dan minggu pertama setelah melahirkan.
Gejala Bell’s Palsy
- Mulut mudah berliur.
- Rasa sakit di sekitar rahang.
- Pusing dan sakit kepala.
- Wajah tampak melorot.
- Salah satu sisi atau bagian wajah melemah, yakni mulai dahi hingga dagu.
- Kesulitan tersenyum, menutup mata, dan mengangkat alis.
- Kesulitan minum, makan, dan berbicara.
- Pendengaran terasa lebih keras dan sensitif terhadap suara.
- Salah satu telinga atau dua-duanya berdenging.
- Lidah terasa kebal karena menurunnya kemampuan mengecap rasa.
Baca Juga: Perawatan Steam Wajah Alami Menggunakan Uap Nasi
Diagnosis Bell’s Palsy
Dalam mendiagnosis Bells Palsy atau kelumpuhan pada wajah, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan pada bagian telinga, leher, dan kepala.
Selain itu, dokter juga akan menilai apakah terdapat saraf lain yang terpengaruh. Dalam hal ini, jika diagnosis belum pasti maka dokter akan merujuk para penderita atau pengidap penyakit ini ke spesialis tenggorokan, hidung, dan telinga.
Artikel Terkait
Tren Mesotherapy Ala Wanita Prancis, Bikin Wajah Awet Muda Tanpa Operasi
Baik Untuk Kulit Wajah, Ini 7 Manfaat dari Minyak Zaitun, Salah Satunya Bisa Menunda Penuaan Dini
7 Bahaya Keringkan Wajah Dengan Handuk, Simak Penjelasannya