Kasus Cacar Monyet Positif Bertambah di Jakarta

Ilustrasi cacar monyet. (pixabay.com/mohamed_hassan)

SURATDOKTER.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengumumkan temuan 10 kasus positif monkeypox (cacar monyet) di Jakarta per tanggal 24 Oktober 2023.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengonfirmasi perkembangan ini dalam keterangan tertulis.

Dari 10 kasus yang terdeteksi, sembilan pasien sedang menjalani perawatan di rumah sakit, menyoroti seriusnya virus ini.

Namun, ada juga kabar baik, bahwa satu kasus telah dinyatakan sembuh.

Kasus positif monkeypox (cacar monyet) pertama kali terdeteksi di Jakarta pada Agustus 2022.

Pada 13 Oktober 2023, Jakarta melaporkan penambahan satu kasus positif, yang menjadi bukti bahwa virus ini masih menjadi ancaman. Kemudian, pada 19 Oktober 2023, satu kasus tambahan tercatat.

Penambahan yang signifikan terjadi pada 21 Oktober 2023, dengan peningkatan sebanyak lima kasus positif yang dilaporkan.

Penyebaran penyakit ini yang cepat memerlukan tindakan cepat dan perhatian serius dari otoritas kesehatan.

Pada 23 Oktober 2023, dua kasus positif lainnya terkonfirmasi, menambah kekhawatiran akan penyebaran monkeypox di Jakarta.

Cacar monyet, atau yang lebih dikenal dengan istilah "Monkeypox," adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan penyakit lain seperti cacar, cacar monyet patut mendapat perhatian.

Dokter Ni Luh Putu Pitawati, seorang praktisi kesehatan spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika, memberikan pencerahan tentang perbedaan gejala antara tiga penyakit serupa yang seringkali dapat membingungkan: cacar monyet, cacar air, dan campak.

Perbedaan Gejala Antara Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak

Cacar Monyet

Cacar monyet memiliki gejala khas, yang mencakup demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius, diikuti oleh munculnya ruam setelah satu hingga tiga hari.