Beberapa kondisi yang sering terjadi setelah bencana meliputi leptospirosis, infeksi saluran pernapasan, hingga diare.
Penyakit-penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh kualitas air yang tercemar, mobilitas warga di area banjir, dan lingkungan yang lembap.
Untuk mengurangi risiko penularan, Kemenkes mengoordinasikan pengiriman logistik kesehatan ke lokasi bencana, termasuk obat-obatan prioritas, cairan rehidrasi, antibiotik, serta makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil.
Pemerintah juga menurunkan tim cadangan yang terdiri dari dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, hingga ahli epidemiologi untuk memperkuat pelayanan di lapangan.
Upaya penyiapan puskesmas darurat dan optimalisasi rumah sakit setempat terus berjalan agar warga yang terdampak mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Pemerintah menegaskan bahwa langkah-langkah ini dilakukan secara terstruktur agar proses pemulihan tidak terhambat.
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Ketahanan Tubuh di Musim Hujan untuk Lawan Penyakit
Dengan kondisi cuaca yang masih tidak stabil, masyarakat dianjurkan tetap menjaga kebersihan, menghindari genangan air, serta segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala penyakit menular.
Pemerintah pusat bekerja bersama pemda untuk memastikan dukungan kesehatan tetap berjalan hingga situasi kembali normal.***
Artikel Terkait
Evaluasi Total Program MBG: Pemerintah Tutup Sementara Dapur Bermasalah dan Siapkan Ahli Gizi dari Kemenkes
Kemenkes Turun Tangan Awasi Program MBG: SPPG Wajib Punya SLHS, Puskesmas dan UKS Dilibatkan
Kemenkes Turun Tangan Awasi Program MBG, dari Kualitas Bahan Makanan hingga Efektivitas Gizi Anak Sekolah
Data Keracunan Program Makan Bergizi Gratis Kini Dipusatkan Lewat BGN, Kemenkes Fokus di Pengawasan dan Pelaporan
Kemenkes Dukung Program Kondom Gratis untuk Mahasiswa: Upaya Edukasi Seks Aman atau Kontroversi Moral?