• Senin, 22 Desember 2025

Tragedi Rainbow Slide Ketapang: Pelajaran tentang Keselamatan Anak dan Pentingnya Cek Kesehatan Sebelum Bermain di Wahana

Photo Author
- Senin, 27 Oktober 2025 | 03:50 WIB
Tragedi Rainbow Slide Ketapang
Tragedi Rainbow Slide Ketapang
  1. Amati kondisi wahana dari jauh. Jika terlihat karat, goyangan tidak stabil, atau sambungan longgar, sebaiknya hindari.
  2. Perhatikan usia dan tinggi anak. Jangan memaksa anak bermain di wahana yang tidak sesuai rekomendasi usia.
  3. Pastikan anak tidak kelelahan. Sebaiknya anak makan ringan terlebih dahulu sebelum bermain agar energi cukup dan tidak pusing akibat aktivitas fisik intens.
  4. Gunakan pakaian yang aman. Hindari tali panjang atau aksesori yang bisa tersangkut pada wahana.
  5. Ajarkan anak untuk tidak berdesakan. Dorongan dari kerumunan sering kali menjadi penyebab jatuh atau cedera ringan di area bermain.

Dengan kebiasaan sederhana ini, risiko kecelakaan dapat diminimalkan bahkan sebelum anak menaiki wahana.

Kesehatan Fisik dan Mental Anak Sebelum Bermain

Aktivitas di wahana permainan memerlukan kondisi tubuh yang bugar dan fokus. Anak yang terlalu lapar, mengantuk, atau baru sembuh dari sakit sebaiknya tidak diajak bermain di wahana berisiko tinggi seperti perosotan besar atau ontang-anting.

Orang tua juga perlu memperhatikan tanda-tanda kelelahan, misalnya anak terlihat pucat, berkeringat dingin, atau mudah menangis. Itu bisa menjadi sinyal bahwa tubuhnya tidak siap menerima rangsangan berlebih dari aktivitas ekstrem.

Selain itu, bagi anak yang sensitif terhadap ketinggian atau suara keras, permainan seperti roller coaster mini atau rumah hantu bisa menimbulkan stres psikologis ringan.

Pendampingan emosional menjadi penting agar pengalaman bermain tetap menyenangkan, bukan menakutkan.

Baca Juga: Susu MBG Hanya 30 Persen Susu Segar? Ini Penjelasan Lengkap Soal Gizi dan Dampaknya bagi Kesehatan Anak

Menjadikan Keselamatan Sebagai Budaya

Insiden Rainbow Slide di Ketapang mengingatkan masyarakat bahwa hiburan anak tidak selalu identik dengan keamanan. Kejadian ini seharusnya menjadi pemicu perubahan sistem pengawasan wahana rakyat di Indonesia.

Pemerintah daerah, pengelola, dan orang tua perlu bekerja sama membangun budaya keselamatan di setiap ruang hiburan publik.

Karena tawa anak-anak seharusnya tidak berakhir dengan luka.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Promedia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X