Dadan menambahkan, pihaknya kini tengah memperkuat standar pengawasan gizi, sanitasi, dan keamanan pangan, khususnya di dapur penyedia makanan sekolah.
Ia menyebutkan, semua proses akan disertai evaluasi lapangan yang berkelanjutan untuk memastikan keamanan penerima manfaat tetap menjadi prioritas.
Kemendikdasmen: MBG Harus Berbenah Usai Kasus KLB
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) turut menyoroti pentingnya pembenahan program MBG. Menterinya, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa kementeriannya merupakan pihak penerima manfaat terbesar, mengingat mayoritas peserta program adalah anak usia sekolah.
Ia menilai, kejadian luar biasa seperti kasus keracunan perlu dijadikan bahan refleksi agar sistem pengawasan bisa diperkuat. Menurutnya, perbaikan yang dilakukan BGN akan sangat menentukan keberlanjutan MBG ke depan, terutama dalam menjaga kepercayaan publik.
Evaluasi Menyeluruh, Bukan Penghentian
Dari pernyataan berbagai pihak, terlihat bahwa pemerintah dan lembaga terkait sepakat untuk tidak menghentikan program MBG, tetapi melakukan evaluasi total di semua lini.
Langkah ini dianggap lebih konstruktif dibandingkan meniadakan program yang sudah memiliki dampak sosial dan gizi yang luas bagi anak-anak Indonesia.
Kunci utama keberhasilan MBG kini terletak pada pengawasan sistem keamanan pangan, peningkatan kompetensi tenaga masak, dan transparansi pelaporan di lapangan.
Dengan pembenahan menyeluruh, MBG diharapkan tidak hanya sekadar program sosial, tetapi menjadi fondasi bagi pembangunan kesehatan generasi emas Indonesia.***
Artikel Terkait
Dugaan Food Tray MBG Impor dari China Mengandung Babi, Organisasi Pelajar Desak Pemerintah Beralih ke Produk Lokal
MBG Disebut Bisa Bantu Anak Lebih Pintar Matematika dan Bahasa Inggris, Begini Penjelasan Stella Christie
BGN Pastikan Ganti Food Tray MBG Jika Terbukti Mengandung Minyak Babi
Evaluasi Program MBG Usai 364 Siswa Keracunan di Bandung Barat
Pemerintah Wajibkan Dapur MBG Bersertifikat: Dari Kebersihan, Keamanan Pangan hingga Halal