Langkah ini dinilai penting untuk mengubah pola pikir masyarakat yang selama ini terlalu bergantung pada bantuan.
Ketergantungan yang berkepanjangan terhadap bansos bukan hanya melemahkan daya juang, tetapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi lokal.
Oleh karena itu, BP Taskin menekankan bahwa pemberian bansos sebaiknya lebih selektif, dengan prioritas bagi mereka yang memang tidak mampu bekerja secara mandiri karena keterbatasan fisik atau mental.
Transformasi pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan keadilan sosial yang lebih berkelanjutan.
Dengan penyaluran bansos yang tepat sasaran serta dukungan program ekonomi berbasis potensi lokal, masyarakat tidak hanya diselamatkan dari kemiskinan sementara, tetapi juga dibekali untuk membangun masa depan yang lebih mandiri dan sejahtera.***
Artikel Terkait
Pengalaman Berobat ke Penang: Setelah Bertahun-Tahun Mencari Jawaban di Indonesia
Tenaga Medis Multidisiplin Jadi Prioritas, PPPK Kejaksaan RI Buka 60+ Formasi
Dari Analis Laboratorium hingga Psikolog Klinis, Ini Daftar Profesi Kesehatan yang Dibuka di PPPK Kejaksaan RI 2025
446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024
Menyamar Jadi Wanita, Pria Ini Sebarkan HIV ke Ribuan Orang