SURATDOKTER.com - Di tengah tantangan kemiskinan yang masih menjadi persoalan serius di Indonesia, pemberian bantuan sosial (bansos) dinilai perlu lebih terarah.
Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) mengusulkan agar penyaluran bansos difokuskan hanya kepada kelompok yang benar-benar membutuhkan seperti lansia, penyandang disabilitas, dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Usulan ini muncul sebagai respons terhadap banyaknya penyimpangan dalam penggunaan bansos.
Baca Juga: Menyamar Jadi Wanita, Pria Ini Sebarkan HIV ke Ribuan Orang
Salah satu temuan mengejutkan menunjukkan bahwa lebih dari setengah juta penerima manfaat diduga menyalahgunakan bantuan tersebut untuk aktivitas negatif seperti perjudian online.
Keadaan ini membuat banyak pihak merasa waswas, termasuk BP Taskin, yang melihat bahwa pembagian bansos tanpa seleksi berisiko disalahgunakan dan tidak benar-benar menyelesaikan pokok persoalan kemiskinan.
Menurut Kepala BP Taskin, bantuan sosial seharusnya tidak menjadi solusi utama bagi semua kelompok miskin, terutama mereka yang masih dalam usia produktif dan memiliki kemampuan untuk bekerja.
Pemberian bantuan kepada kelompok ini dinilai tidak efektif jika tidak disertai dengan strategi kemandirian ekonomi. Oleh karena itu, bansos semestinya menjadi bentuk dukungan jangka pendek, seperti pelampung, bukan perahu utama yang digunakan terus-menerus.
Guna mendorong peralihan dari ketergantungan bantuan menuju kemandirian ekonomi, BP Taskin merancang sembilan sektor unggulan melalui program amal usaha berbasis ekonomi modern.
Kesembilan sektor tersebut meliputi pertanian, peternakan, perikanan, industri rumahan, serta jasa yang berbasis teknologi.
Selain itu, sektor perdagangan lokal, transportasi mikro, usaha kreatif, dan digitalisasi UMKM juga menjadi bagian dari strategi besar ini.
Tujuan dari inisiatif ini bukan hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi yang sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing.
Baca Juga: 446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024
Dengan demikian, masyarakat miskin yang masih produktif dapat diberdayakan melalui pelatihan, pendampingan usaha, dan akses terhadap pasar yang lebih luas.
Artikel Terkait
Pengalaman Berobat ke Penang: Setelah Bertahun-Tahun Mencari Jawaban di Indonesia
Tenaga Medis Multidisiplin Jadi Prioritas, PPPK Kejaksaan RI Buka 60+ Formasi
Dari Analis Laboratorium hingga Psikolog Klinis, Ini Daftar Profesi Kesehatan yang Dibuka di PPPK Kejaksaan RI 2025
446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024
Menyamar Jadi Wanita, Pria Ini Sebarkan HIV ke Ribuan Orang