SURATDOKTER.com - Pemerintah Provinsi Papua Tengah terus menunjukkan komitmen tinggi dalam menangani penyebaran virus African Swine Fever (ASF) yang telah menyebabkan kerugian besar bagi peternak babi di wilayah tersebut.
Upaya ini diwujudkan melalui berbagai langkah strategis yang bertujuan untuk memberantas virus sekaligus mencegah dampak lebih lanjut terhadap sektor peternakan dan ekonomi masyarakat.
Salah satu tindakan utama yang dilakukan adalah penyemprotan disinfektan secara intensif di kandang-kandang babi milik para peternak.
Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya pencegahan penyebaran virus ASF yang diketahui sangat menular dan mematikan bagi babi.
Selain itu, pemerintah juga memberlakukan larangan ketat terhadap keluar masuknya daging babi di wilayah Papua Tengah. Kebijakan ini diharapkan mampu memutus rantai penyebaran virus yang semakin meluas.
Baca Juga: Ini kandungan pada Bawang Putih yang Efektif Membunuh Virus
Pemerintah Provinsi Papua Tengah, melalui Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Anwar Harun Damanik, telah menyiapkan lokasi khusus untuk pemakaman babi yang mati akibat infeksi virus ASF.
Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi penularan lebih lanjut melalui bangkai hewan. Gubernur juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menangani wabah ini secara serius, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap peternak dan perekonomian daerah.
Dalam mengatasi dampak ekonomi dari wabah ASF, pemerintah memperhatikan kenaikan harga daging sapi yang menjadi salah satu akibat tidak langsung.
Harga daging sapi diketahui meningkat dari Rp150 ribu per kilogram menjadi Rp180 ribu per kilogram.
Untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah diperintahkan untuk mengambil langkah cepat.
Salah satu langkah tersebut adalah pemberian subsidi pada harga daging sapi, sehingga konsumen tetap dapat memenuhi kebutuhan protein hewani tanpa beban biaya yang berat.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada pengaturan dan stabilisasi harga di tingkat konsumen. Upaya ini disertai dengan himbauan kepada masyarakat agar tidak panik menghadapi situasi tersebut.
Artikel Terkait
Sudan Selatan Umumkan Wilayahnya Terkena Wabah Kolera
Wabah E.Coli Kembali Merebak di USA Karena Wortel yang Tercemar
Waspada! Demam Babi Afrika Sudah Masuk ke 32 Provinsi di Indonesia
Kongo Dilanda Wabah Malaria di Tengah Krisis Kesehatan yang Berlangsung
Perempuan dan Anak di Uganda Terkena Wabah Dinga-Dinga, Penderitanya Terus Menari