• Senin, 22 Desember 2025

Waspada! Demam Babi Afrika Sudah Masuk ke 32 Provinsi di Indonesia

Photo Author
- Kamis, 19 Desember 2024 | 09:11 WIB
Waspada! Demam babi Afrika sudah masuk ke wilayah Indonesia
Waspada! Demam babi Afrika sudah masuk ke wilayah Indonesia

SURATDOKTER.com - Penyebaran wabah African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Badan Karantina Indonesia (Barantin) mencatat bahwa virus ini telah menyebar di 32 provinsi, termasuk Papua, Papua Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Di Papua Tengah saja, tercatat 6.273 ekor babi mati akibat ASF pada Januari 2024.

Demam babi Afrika merupakan penyakit yang sangat mematikan bagi babi, dengan tingkat kematian hampir mencapai 100 persen.

Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, menjelaskan bahwa meskipun penyakit ini tidak menular kepada manusia, dampaknya terhadap peternakan babi di Indonesia sangat serius.

ASF hingga kini belum memiliki vaksin, berbeda dengan kasus penyakit flu burung pada unggas dan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi, yang penanganannya bisa dilakukan dengan vaksinasi.

Baca Juga: Pria Amerika Ini Meninggal 40 Hari Setelah Menerima Jantung Babi Kedua di Dunia

Ketiadaan vaksin menjadi tantangan terbesar dalam menangani wabah ini. Sahat menekankan pentingnya melakukan pengawasan ketat di perbatasan serta pintu-pintu masuk, termasuk pelabuhan rakyat dan pelabuhan khusus yang belum ditetapkan secara resmi.

Virus ASF dapat menyebar dengan cepat melalui produk-produk ternak yang terkontaminasi, alat angkut, dan aktivitas distribusi antarwilayah.

Lebih lanjut, Sahat juga menyoroti perlunya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat serta pemerintah daerah mengenai bahaya penyakit ini.

Kesadaran masyarakat dalam menghadapi ASF menjadi kunci utama dalam upaya menekan penyebaran virus. Salah satu langkah penting adalah tidak menjual babi yang sakit, karena dapat mempercepat transmisi virus ke wilayah lain.

Sahat menegaskan bahwa pembuangan babi yang mati akibat ASF harus dilakukan dengan cara yang benar, seperti dibakar atau dikubur.

Ia mengingatkan bahwa beberapa tahun lalu, pembuangan babi ke sungai menjadi salah satu penyebab cepatnya penyebaran penyakit ini.

Badan Karantina Indonesia mengimbau peternak agar lebih waspada dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda babi yang sakit.

Selain itu, distribusi hewan ternak harus diawasi dengan ketat agar tidak terjadi penularan virus melalui transportasi yang terkontaminasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X