SURATDOKTER.com - Dalam upaya menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD), pemerintah Malaysia baru-baru ini melakukan studi banding ke Kalimantan Timur, Indonesia.
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari strategi pemberantasan nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab utama penularan DBD, serta berbagi pengalaman dan inovasi dalam pengelolaan kasus penyakit ini.
Di Kalimantan Timur, para delegasi Malaysia mendapatkan paparan mengenai berbagai langkah strategis yang telah diimplementasikan.
Langkah tersebut meliputi penggunaan teknologi terbaru untuk deteksi dini wabah, peningkatan kesadaran masyarakat, hingga pengelolaan lingkungan yang bertujuan mengurangi habitat nyamuk.
Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi kesehatan, dan komunitas lokal.
Baca Juga: Tahukah Kamu Ada 5 Jenis Virus Demam Berdarah? Ya, Kamu Bisa Kena Dbd Hingga 5Kali!
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah program pencegahan berbasis masyarakat. Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pengendalian nyamuk, seperti menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Pendekatan ini dinilai efektif karena mampu mengedukasi masyarakat sekaligus memperkuat kesadaran kolektif dalam melawan DBD.
Selain itu, penggunaan vaksin sebagai bagian dari strategi pengendalian DBD menjadi topik diskusi utama. Pihak Indonesia berbagi pengalaman dalam mengintegrasikan vaksinasi ke dalam program nasional, terutama di wilayah dengan tingkat penularan yang tinggi.
Langkah ini diyakini dapat membantu menurunkan angka kejadian dan mencegah komplikasi yang serius akibat DBD.
Pemerintah Malaysia mengapresiasi pendekatan Indonesia yang tidak hanya mengandalkan teknologi dan inovasi, tetapi juga mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Dalam diskusi, dibahas pula pentingnya membangun jaringan kerja sama lintas negara untuk memperkuat strategi penanggulangan DBD di kawasan Asia Tenggara.
Peran perusahaan farmasi, seperti PT Takeda Innovative Medicines, turut diakui sebagai elemen penting dalam upaya ini.
Perusahaan tersebut mendukung program vaksinasi serta inisiatif edukasi yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat dan petugas kesehatan garis depan mengenai pencegahan dan pengelolaan DBD.
Artikel Terkait
Obat Nyamuk Bakar VS Cair Mana Yang Lebih Berbahaya bagi Kesehatan
Warga Jakarta Timur Berisiko Didenda 50 Juta Jika Rumahnya Ditemukan Jentik Nyamuk DBD atau Demam Berdarah
Warga DKI Jakarta Perlu Siaga Agar Tidak Ada Jentik Nyamuk DBD di rumah atau Satpol PP Beri Denda 50 Juta
Trik Ampuh Mengusir Nyamuk di Rumah dengan Bahan Alami
4 Oktober 2024: Sejumlah Nyamuk Wolbachia Akan Dilepaskan di Jakarta Barat