SURATDOKTER.com - Thaynara Marcondes, seorang mahasiswa pedagogi berusia 22 tahun dari Mandirituba, Paraná, menghadapi tantangan besar dalam hidupnya akibat penyakit gigantomastia.
Kondisi langka ini menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara yang berlebihan hingga mencapai berat 10 kilogram.
Masalah ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisiknya, tetapi juga kehidupan sehari-harinya, termasuk aktivitas yang sebelumnya dianggap sederhana.
Thaynara mulai merasakan gejala gigantomastia pada Februari 2024. Seiring waktu, perubahan drastis pada tubuhnya semakin nyata, terutama ketika kulitnya mulai meregang karena pertumbuhan payudaranya.
Baca Juga: Brian Place Kaget: Bagaimana Mungkin Seorang Pria Terkena Kanker Payudara!
Situasi ini membuatnya kesulitan mengenakan pakaian, bahkan sekadar memakai bra pun menjadi tantangan besar. Ia mengungkapkan, hampir seluruh pakaian yang dimilikinya sudah tidak muat, hingga ia harus menyimpannya dalam tas.
Selain itu, kondisi ini memengaruhi pekerjaan dan perannya sebagai seorang ibu. Sebagai asisten guru di sebuah lembaga pendidikan anak usia dini, Thaynara mendapati dirinya tidak lagi mampu menggendong bayinya.
Aktivitas sederhana seperti berlari atau pergi ke gym juga menjadi mustahil dilakukan. Semua ini memengaruhi keseharian dan emosinya, hingga ia merasa panik setiap kali mencoba menemukan pakaian yang cocok namun gagal.
Pada akhir Oktober 2024, Thaynara akhirnya menjalani operasi pengecilan payudara, langkah yang sangat ia butuhkan untuk kembali memiliki kualitas hidup yang normal.
Operasi tersebut dilakukan pada 25 Oktober dengan biaya sekitar R$40.000. Melalui prosedur ini, ia berharap bisa menjalani aktivitas seperti orang lain seusianya, termasuk kembali berolahraga, memakai bikini, dan melakukan hal-hal yang telah lama ia rindukan.
Gigantomastia merupakan kondisi langka yang menyebabkan jaringan payudara tumbuh secara berlebihan. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada mental dan emosional penderitanya.
Thaynara membuktikan bahwa menghadapi penyakit seperti ini membutuhkan keberanian luar biasa, terutama dalam mengatasi rasa tidak nyaman dan stigma sosial.
Baca Juga: Jaga Diri: Kasus Pasien Kanker Payudara di Kalangan Wanita Asia Meningkat!
Kini, ia sedang dalam masa pemulihan pascaoperasi. Perjuangan yang ia lalui menjadi pengingat bahwa kesehatan adalah hal utama yang harus dijaga.
Artikel Terkait
Mengenal Golongan Darah Langka dan Umum, Apa Saja?
Perubahan Warna Mata yang Membuat Jadi Indah, Tetapi Berisiko Juga Menyebabkan Ketulian. Kenali Waardenburg Sindrom, Gen Langka Turunan Keluarga?
Fenomena Langka: Janin Berukuran 18 cm Ditemukan di Kepala Balita Usia 1 Tahun
Sammy Basso, Penyintas Penyakit Langka yang Meninggal Dunia: Intip Perjalanannya Hadapi Penuaan Dini yang Cepat
Porfiria: Penyakit Genetik Langka yang Mempengaruhi Hidup Sehari-Hari