• Senin, 22 Desember 2025

Budaya Makan Siang Bersama di Sekolah di Jepang dan di Indonesia, Apa Bedanya?

Photo Author
- Rabu, 21 Februari 2024 | 17:53 WIB
ilustrasi makan siang bersama di sekolah (pixabay)
ilustrasi makan siang bersama di sekolah (pixabay)

SURATDOKTER.com - Di Jepang, ada kebudayaan makan siang bersama di sekolah. Kebudayaan ini memiliki makna dan juga memiliki manfaat.

Seperti apakah budaya makan siang di sekolah-sekolah Jepang? Adakah perbedaannya dengan di sekolah di Indonesia? Simak penjelasannya berikut.

Budaya Makan Siang di Jepang

Di Jepang ada tradisi Bernama kyusoku. Tradisi ini merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh sekolah-sekolah di Jepang mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Kegiatan ini tidak hanya diperuntukkan bagi pelajar saja, akan tetapi juga para pengajar dan karyawan sekolah ikut meramaikan tradisi makan siang bersama tersebut.

Pihak sekolah akan menyediakan makan siang untuk para siswa dan gurunya untuk disantap bersama. Kegiatan makan bersama ini sebenarnya memiliki makna besar untuk pelajar di Jepang.

Baca Juga: Motif Pemuda Membunuh Satu Keluarga, Bagaimana Kronologi Kejadian dan Kondisinya di Tahanan Saat Ini?

Ada beberapa nilai yang terkandung dalam budaya makan siang bersama yakni, edukasi tentang gizi, edukasi tentang Kesehatan, keterampilan memasak dan juga keterampilan bersosialisasi.

Pelaksanaannya adalah pihak sekolah akan menyediakan makanan yang menunya ditentukan oleh ahli gizi yang bekerja sama dengan pihak sekolah.

Menu yang tersaji harus memenuhi kebutuhan gizi dari pelajar dan juga guru yang bekerja di sekolah tersebut.

Makanan yang diberikan tidak main-main, yakni makanan bergizi, makanan penutup dan juga susu untuk memenuhi kebutuhan gizi siswanya.

Budaya makan siang bersama di sekolah dimulai pada era tahun 1889, berawal dari seorang pengawas sekolah yang mengamati bahwa para siswa tidak ada yang membawa bekal dari rumah.

Kemudian atas inisiatif sendiri, pengawas tersebut menyediakan makan siang sederhana yakni onigiri kepada para siswanya. Program ini sukses besar dan membuat banyak sekolah mulai melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Ramai Di Sosmed Anak Sulung Vincent Rompies Menjadi Pelaku Bullying, Bagaimana Dampak dan Cara Mengatasinya?

Namun pada saat perang dunia kedua, program makan siang tersebut berhenti akibat perang. Ketika tahun 1950, program makan siang tersebut berlangsung Kembali atas bantuan dari berbagai negara lain di dunia seperti Amerika.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X