Di sekolah, para siswa berbagi tugas untuk membagikan makanan kepada lainnya. Sedangkan siswa lainnya berbaris untuk mengantri makan siang.
Usai makan siang siswa akan meletakkan Kembali ke tempat semula. Hal ini untuk melatih kemandirian dari para siswa untuk melayani dirinya sendiri.
Budaya Makan Siang di Indonesia
Setelah tahu dan mengenal budaya makan siang di sekolah Jepang, bagaimana dengan di Indonesia? Penerapan sekolah full day di Indonesia, menimbulkan antara kesiapan dan ketidaksiapan para siswa.
Bagi para siswa yang berasal dari keluarga mampu tidak memiliki masalah dengan adanya sekolah full day. Mereka memiliki uang saku yang cukup untuk jajan.
Sedangkan bagi kalangan yang tidak mampu, hal ini menimbulkan masalah karena para siswa tidak memiliki biaya untuk jajan.
Baca Juga: Mengapa Kesehatan Mental Ibu Jadi Kunci Keberhasilan Parenting? Berikut Penjelasannya
Hal ini menimbulkan permasalahan dengan kualitas pendidikan yakni anak sekolah tidak fokus dalam belajar karena dalam keadaan perut lapar.
Para siswa harus pandai dalam mengelola uang saku agar bisa untuk ongkos pulang dan makan di sekolah. Inilah yang membedakan antara jepang dan Indonesia.
Meskipun sama-sama sekolah dari pagi sampai sore, namun Jepang lebih siap dalam menjamin ketersediaan gizi untuk siswanya.
Di Indonesia semua masih tergantung kepada keadaan perekonomian keluarga. Hanya ada beberapa siswa saja yang akhirnya membawa bekal makan siang seadanya dari rumah.
Manfaat Makan Siang Bersama
Sebenarnya kegiatan makan siang bersama di sekolah memberikan nilai-nilai tersendiri untuk siswa yakni melatih kemandirian siswa dengan melayani diri sendiri, bertanggung jawab dengan mengambil dengan porsi yang sesuai dengan porsi yang sesuai.
Hal inilah yang diajarkan dari budaya makan siang bersama di sekolah yang bisa dikerjakan di setiap sekolah.***
Artikel Terkait
5 Fungsi Minyak Wijen dalam Masakan, Ternyata Bisa Menghilangkan Bau Amis
Cara Menambahkan Minyak Wijen ke dalam Masakan Supaya Manfaatnya Tidak Rusak