• Senin, 22 Desember 2025

Tragedi Bunuh Diri Seorang Dokter Muda di Jepang, Tuntutan Kerja jadi Sorotan

Photo Author
- Rabu, 13 September 2023 | 20:00 WIB
Junko Takashima, ibunda dari Takashima Shingo. (mainichi.jp)
Junko Takashima, ibunda dari Takashima Shingo. (mainichi.jp)

Konferensi Pers Konan Medical Center

Sementara itu, dalam konferensi pers terpisah, Konan Medical Center mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan bahwa mereka mengetahui adanya tuntutan kerja berlebihan yang dialami oleh Takashima. 

Mereka mengacu pada catatan yang telah ditinjau oleh komite khusus yang terdiri dari dokter dan pengacara. Catatan tersebut mengungkapkan bahwa Takashima telah bekerja lembur selama 197 jam 36 menit pada April 2022, dan 133 jam 15 menit pada Mei.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Denny Sumargo, Begini Cara Akurasi Tes DNA Hingga 99,999 Persen

Hasil Penyelidikan 

Pada bulan Juni 2023, Kantor Inspeksi Standar Ketenagakerjaan Nishinomiya telah mengumumkan hasil penyelidikan mengenai kematian Takashima. 

Mereka memutuskan bahwa kematian Takashima merupakan insiden terkait pekerjaan yang disebabkan oleh jam kerja yang sangat panjang. 

Meskipun penetapan ini telah dilakukan, belum jelas apakah rumah sakit tempatnya bekerja akan tetap bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Kasus ini menyoroti kekhawatiran serius terkait dampak buruk dari jam kerja ekstrem di Jepang. 

Negara ini telah menjadi sorotan internasional karena fenomena "karoshi," yang merujuk pada kematian yang disebabkan oleh kerja berlebihan. 

Baca Juga: Warga di Ibukota Wajib Waspada ! Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia, Ini Alasannya

Pemerintah Jepang dilaporkan menerima sekitar 200 klaim "karoshi" setiap tahunnya. Namun, para aktivis percaya bahwa jumlah sebenarnya bisa mencapai 10.000, menunjukkan sejauh mana dampak negatif dari budaya kerja keras tersebut.

Ternyata kerja keras tidak selalu berbuah manis, terlebih jika dilakukan secara berlebihan.

Berikut dampak negatif dari budaya kerja keras yang ada di Jepang.

Dampak Negatif Budaya Kerja Keras di Jepang

1. Risiko Kesehatan Fisik dan Mental yang Meningkat

Budaya kerja keras di Jepang memiliki dampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental individu. 

Tekanan untuk bekerja berjam-jam tanpa henti dapat mengarah pada kelelahan kronis, gangguan tidur, dan penurunan daya tahan tubuh. Selain itu, stres yang konstan dapat berkontribusi pada munculnya masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. 

Fenomena "karoshi," yang merujuk pada kematian akibat kerja berlebihan, juga menjadi ancaman yang mengkhawatirkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: mainichi.jp

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X