Baca Juga: Mengatasi Polusi Udara, Jokowi Perintahkan WFH di Jakarta
2. Gangguan Keseimbangan Kehidupan
Budaya kerja keras juga berdampak negatif pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Orang-orang seringkali merasa sulit untuk menyisihkan waktu untuk keluarga, rekreasi, atau aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Hal ini dapat menyebabkan konflik dalam hubungan pribadi dan menghambat perkembangan individu di luar lingkungan kerja.
3. Kurangnya Inovasi dan Kreativitas
Tekanan untuk mematuhi norma-norma budaya kerja keras dapat menghambat inovasi dan kreativitas.
Individu cenderung fokus pada mematuhi aturan dan rutinitas yang ada daripada berani mengambil risiko atau mencoba pendekatan baru.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat perkembangan ekonomi dan perkembangan industri di negara tersebut.
Baca Juga: Waspadai 5 Gangguan Mental pada Anak, Bisa Menghambat Tumbuh Kembangnya!
4. Kesulitan Menjaga Karyawan
Budaya kerja keras dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan karyawan yang kompeten dan berbakat.
Lingkungan kerja yang tidak seimbang dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan retensi karyawan. Hal ini juga bisa berdampak pada citra perusahaan di mata calon karyawan.
Dengan semakin banyaknya perhatian terhadap isu-isu ini, diharapkan akan muncul perubahan dalam pandangan yang mengarah pada keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan individu. ***
Artikel Terkait
Inilah Gangguan Mental Remaja hingga Nekat Melakukan Tindakan Bunuh Diri?
Mental Health Alert: Singapura Menghadapi Gelombang Bunuh Diri yang Mengejutkan
Berikut 6 Cara Mengajukan Surat Dokter yang Benar dan Sesuai Prosedur
Viral Oknum Dokter Pukul Balita saat Main Catur, Bagaimana Kelanjutannya?
Stres Karena Lelah Usai Lembur Selama 200 Jam Dalam Sebulan, Dokter Muda Asal Jepang Nekat Mengakhiri Hidupnya