• Senin, 22 Desember 2025

Bahaya Memasak dan Mengonsumsi Bangkai Hewan bagi Kesehatan yang Sering Diremehkan

Photo Author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 09:41 WIB
Bangkai hewan
Bangkai hewan

Dalam waktu singkat, daging bangkai akan menghasilkan racun yang disebut putresin dan cadaverin, dua senyawa kimia hasil pembusukan protein.

Meski tidak langsung beracun dalam jumlah kecil, paparan berulang atau konsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan efek jangka panjang bagi ginjal dan hati. Selain itu, racun lain seperti histamin juga bisa muncul, yang berpotensi memicu reaksi alergi parah, termasuk anafilaksis.

Bahaya Jamur dan Mikotoksin

Daging bangkai yang telah terpapar lingkungan terbuka sering kali menjadi tempat tumbuhnya jamur. Beberapa jenis jamur dapat menghasilkan mikotoksin, yaitu racun alami yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

Konsumsi mikotoksin secara terus-menerus telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker hati dan gangguan imun kronis.

Mitos Memasak Menghilangkan Semua Bahaya

Banyak orang berasumsi bahwa memasak daging dengan suhu tinggi dapat “mensterilkan” makanan sepenuhnya.

Namun, ini adalah anggapan keliru. Memasak memang membunuh sebagian besar bakteri dan virus, tetapi tidak semua toksin dan spora patogen bisa dihancurkan dengan panas biasa. Misalnya, spora Clostridium botulinum bisa tetap aktif meskipun dimasak dengan suhu lebih dari 100°C jika prosesnya tidak tepat.

Baca Juga: 11 Orang Meninggal Karena Produk Minuman Suplemen yang Tercemar Bakteri Listeria

Mengonsumsi bangkai hewan, apapun alasannya, adalah tindakan yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Dampaknya tidak hanya sebatas gangguan pencernaan, tapi bisa berkembang menjadi infeksi serius yang mengancam nyawa.

Dalam keadaan darurat sekalipun, sangat penting mencari alternatif makanan lain yang lebih aman. Pemerintah dan lembaga sosial pun perlu memperkuat bantuan pangan bagi masyarakat rentan agar tidak perlu mengambil risiko ekstrem demi bertahan hidup.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: WHO, CDC, FAO (2024). AI and Agriculture: Improving Yields with Deep L, FDA (Food and Drug Administration)

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

7 Buah yang Membantu Menaikkan Berat Badan Secara Sehat!

Minggu, 28 September 2025 | 01:08 WIB

Terpopuler

X