• Senin, 22 Desember 2025

Bahaya Memasak dan Mengonsumsi Bangkai Hewan bagi Kesehatan yang Sering Diremehkan

Photo Author
- Selasa, 15 Juli 2025 | 09:41 WIB
Bangkai hewan
Bangkai hewan

SURATDOKTER.com - Dalam kondisi terdesak dan keterbatasan ekonomi, sebagian orang mungkin nekat mengonsumsi bangkai hewan dari tempat sampah atau limbah makanan.

Meskipun secara kasat mata bisa terlihat “masih utuh” atau bisa diolah kembali, bangkai hewan yang mati bukan karena disembelih dengan layak sebenarnya menyimpan segudang bahaya bagi kesehatan manusia.

Bahkan, risikonya bisa berujung pada infeksi serius, keracunan parah, hingga kematian.

Baca Juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Temukan Warga TPA Sarimukti Masak Bangkai Ayam untuk Dimakan

Apa yang Dimaksud dengan Bangkai Hewan?

Secara sederhana, bangkai hewan adalah daging dari hewan yang mati bukan karena disembelih, melainkan karena sebab lain seperti penyakit, kecelakaan, atau usia tua.

Dalam terminologi medis dan kesehatan pangan, bangkai termasuk dalam kategori makanan yang sangat tidak layak konsumsi. Selain sudah melalui proses pembusukan, daging tersebut sering kali telah terkontaminasi oleh bakteri, virus, jamur, atau bahkan parasit berbahaya.

Potensi Kontaminasi Mikroba

Salah satu risiko utama dari mengonsumsi bangkai adalah kemungkinan besar adanya kontaminasi mikroorganisme patogen seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Clostridium perfringens, hingga Listeria monocytogenes.

Mikroba ini dapat berkembang biak dengan sangat cepat, terutama pada daging yang sudah tidak disimpan dalam suhu ideal.

Konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut bisa menyebabkan gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, kram perut, demam, dan dalam kasus parah dapat memicu infeksi sistemik (menyebar ke seluruh tubuh), terutama bagi anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem imun lemah.

Risiko Infeksi Zoonosis

Bangkai hewan juga menjadi sumber penularan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menyebar dari hewan ke manusia. Contoh penyakit zoonotik yang dapat ditularkan melalui bangkai adalah antraks, brucellosis, dan tuberkulosis hewan.

Daging dari hewan yang mati karena infeksi semacam ini menyimpan risiko tinggi, bahkan meskipun sudah dimasak dalam suhu tinggi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa beberapa bakteri dan virus penyebab zoonosis mampu bertahan dalam daging dan bisa lolos dari proses memasak yang tidak sempurna.

Baca Juga: Ratusan Siswa di Bogor Keracunan, Diduga Akibat MBG Terkontaminasi Bakteri Salmonela dan E.Coli

Proses Pembusukan dan Racun Alami

Ketika hewan mati, proses alami pembusukan dimulai hampir seketika. Jaringan tubuh yang rusak akan melepaskan enzim-enzim tertentu yang mempercepat proses dekomposisi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: WHO, CDC, FAO (2024). AI and Agriculture: Improving Yields with Deep L, FDA (Food and Drug Administration)

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

7 Buah yang Membantu Menaikkan Berat Badan Secara Sehat!

Minggu, 28 September 2025 | 01:08 WIB

Terpopuler

X