Bagi banyak orang Indonesia, makanan tanpa sambal itu seperti langit tanpa bintang: hambar, kosong, dan tak menggugah selera. Tak sedikit yang merasa belum makan kalau belum “dibakar” oleh cabai. Bahkan, semakin pedas, semakin nikmat.
Tapi tahukah kamu, di balik sensasi menggoda dari makanan pedas, ada bahaya yang mengintai secara diam-diam dan efek jangka panjangnya tidak main-main?
Kita sering kali terpesona oleh sensasi terbakar di lidah, adrenalin yang terpacu, hingga peluh yang membasahi dahi saat menyantap makanan super pedas. Tapi tubuh, khususnya sistem pencernaan, punya batas toleransi yang tidak bisa diabaikan.
Baca Juga: Kabar Baik Bagi Pecinta Pedas: Pakar Mengatakan Makanan Tersebut Bisa Memperpanjang Umur!
Dan ketika kebiasaan makan pedas dilakukan terus-menerus tanpa kontrol, berbagai masalah serius bisa muncul, dari gangguan lambung hingga ketergantungan psikologis.
Makan Pedas: Nikmat Sekaligus “Menyiksa” Tubuh?
Cabai mengandung zat bernama capsaicin, yang memberikan sensasi panas dan terbakar di lidah. Uniknya, zat ini sebenarnya adalah "irritant" atau zat yang mengiritasi.
Otak kita justru merespons iritasi ini sebagai bentuk kenikmatan, karena tubuh mengeluarkan endorfin untuk “menghibur” diri dari rasa sakit. Inilah mengapa makan pedas bisa membuat kita merasa senang, bahkan kecanduan.
Namun, rasa nikmat ini ada harganya. Dalam jangka pendek, capsaicin memang bisa membantu mempercepat metabolisme dan memberikan efek stimulan. Tapi jika dikonsumsi berlebihan dan terlalu sering, dampak buruknya akan mulai terasa.
Baca Juga: Penyebab Utama Tumor Jinak: Benarkah Disebabkan Karena Makanan Pedas? Ini Kata Dokter!
Gangguan Lambung: Ketika Perut Mulai Berontak
Salah satu organ pertama yang terdampak dari kebiasaan makan pedas adalah lambung. Capsaicin dapat merangsang peningkatan asam lambung, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau saat perut kosong. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu beberapa kondisi serius seperti:
1. Gastritis (radang lambung): Dinding lambung menjadi iritasi dan meradang, menyebabkan rasa perih, mual, dan kembung berkepanjangan.
2. Maag kronis: Banyak orang yang awalnya hanya merasa tidak nyaman setelah makan pedas, lama-lama bisa mengalami maag yang sering kambuh.
3. GERD (gastroesophageal reflux disease): Makan pedas bisa memperlemah katup antara lambung dan kerongkongan, menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi terbakar di dada.
Tak sedikit orang yang merasa tubuhnya “kuat” makan pedas karena tidak langsung merasakan efeknya. Tapi hati-hati, karena kerusakan pada lambung bersifat akumulatif, ia bekerja diam-diam hingga suatu hari muncul sebagai masalah yang serius.
Artikel Terkait
Kenapa Wanita Lebih Suka Makan Pedas? Ketahui Manfaat dan Dampaknya